![]() |
Uskup Mgr. John Philip Saklil didampingi Pastor Paroki Tiga Raja Timika, Amandus Rahadat saat akan memotong kue ulang tahun Gereja.(Foto-Maria W) |
SAPA (TIMIKA) – Uskup Keuskupan Timika, Mgr. John Philip Saklil,Pr memimpin
langsung Misa Ulang Tahun sewindu Gereja Katedral Tiga Raja Timika yang ke-8,
Minggu (7/10).
Selain Uskup, hadir pula
Pastor Paroki Tiga Raja, Amandus Rahadat,Pr, Pastor Selpius Goo, dan ribuan
umat Katolik dengan menggunakan pakaian adat dari masing-masing daerah atau
suku.
Uskup Mgr. John Philip
Saklil dalam kotbahnya menyampaikan, hari ini adalah hari yang luar biasa untuk
umat beriman, lebih khusus untuk umat Paroki Katedral Tiga Raja Timika. Karena
hari ini kita merayakan 8 tahun Gereja ini ditahbiskan, Gereja ini diresmikan.
Usia Keuskupan itu 14 tahun.
Apa maksud dari Gereja
ini, mengapa membangun satu Gereja yang mahal ditengah umat yang hidup
sederhana, mengapa kita harus membangun Gereja yang membutuhkan banyak biaya
untuk merawat.
“Hari ini kita coba
renungkan bersama, bahwa semangat hidup sebagai satu umat itu bukan menjadi
sesuatu yang biasa saja. Karena seluruh imam mengatakan Gereja itu bukan
gedung, Gereja itu bukan Katedral dengan semua fasilitas yang mahal. Tetapi Gereja
yang sebenarnya adalah diri kita, itulah Gereja,”kata Uskup.
“Apa artinya satu gereja
yang indah tetapi hidup kita tidak seindah bangunan ini. Bahkan kalau didengar
dalam bacaan hari ini memang sangat tajam. Yang saya coba katakan dengan
sederhana Gereja yang sebenarnya adalah keluarga kita. Gereja yang sebenarnya
adalah persekutuan dalam keluarga kita, itulah yang kita rayakan.” Sambung
Uskup.
Membangun satu gedung
dengan harga mahal, tetapi bagaimana membangun satu keluarga yang harmonis,
bersekutu itu tugas yang tidak gampang seumur hidup. Karena itu harus bersatu,
bersekutu adalah satu kesimpulan dari semua karya Yesus.
“Persatuan itu menjadi
mujizat, rahmat, berkat. Hidup ini hanya bisa kita alami satu kebahagiaan,
hanya kalau kita bersekutu dan bersatu. Karena kehancuran manusia, kehancuran
kita disebabkan tidak ada persekutuan dan persatuan,” ujar Uskup.
Menurut Uskup, bersatu
dalam perbedaan itu tidak gampang. Tuhan menciptakan manusia itu berbeda dan
memang itu kuasa Tuhan menciptakan perbedaan. Kita tidak bisa mengganggu kuasa
Allah dalam perbedaan itu. Hanya apa yang kita bisa buat dalam perbedaan itu
sesuai dengan Doa Yesus.
Dikatakan, Gereja Katedral
ini hanya satu bangunan saja, tetapi Gereja ini membuat kita bersekutu dalam
perbedaan sesuai pesan Tuhan. Pesan injil hari ini, keindahan Gereja, kemahalan
Gereja harus diungkapkan dalam hidup keluarga kita.
Kalau mau bangun
masyarakat, rubah dunia ini, ubahlah dulu keluarga sendiri. Kalau mampu untuk
membuat keluarga rukun, keluarga saling mengasihi maka anda mampu merubah dunia.
Siapa yang tidak mampu
membangun satu hidup bersekutu, harmonis maka dia juga tidak mampu untuk membangun
orang lain.
“Hidup kita ini keluarga
menjadi dasar hidup beriman. Maka itu Gereja berusaha melalui paroki, membuat
gereja ini mahal supaya umat bisa bersukutu, bisa mengalami keluarga yang indah
dan harmonis. Maksud gereja ini dibagun supaya kamu bisa bersatu, bersekutu
dalam iman,” kata Uskup.
Pastor Paroki Tiga Raja
Timika, Amandus Rahadat,Pr menambahkan perayaan peringatan sewindu konsekrasi
begitu penting, mengingat Katedral adalah tahta Uskup Timika.
“Delapan tahun lalu,
Gereja ini dikonsekrir oleh Duta Besar (Dubes) Vatikan untuk Indonesia.
Katedral Tiga Raja adalah tempat dimana diletakannya tahta Usup Keuskupan
Timika, Mgr. John Philip Saklil,Pr,” kata Pastor Amandud.
Ribuan umat Katolik yang
hadir untuk merayakan hari ditahbiskannya Gereja Katedral Tiga Timika,
menggunakan pakaian adat dari masing-masing daerah. Suasana ini menunjukkan
sekaligus membuktikan apa yang disampaikan Uskup dalam kotbahnya bahwa, Gereja
mempersatukan umat dalam keberagaman adat, budaya dan suku. (Maria
Welerubun)
0 komentar:
Post a Comment