![]() |
Kepala BMKG Manokwari, Denny Putiray (Foto-Antara) |
SAPA
(MANOKWARI) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika
(BMKG) mencatat suhu panas di wilayah Manokwari, Papua Barat, terus meningkat
sejak tahun 2000.
Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari, Denny
Putiray di Manokwari, Rabu, mengatakan Manokwari mengalami dampak perubahan
iklim. Dari data temperatur udara yang direkam BMKG tercatat suhu rata-rata
pada 2000 berada pada 26.8°C.
"Suhu terus meningkat pada 2001,2002
hingga 2003. Pada 2003 tercatat naik menjadi 27.4°C. 2003 hingga 2013
bervariasi naik dan turun dengan rata-rata 27.2°C," kata Denny.
Tahun 2014 hingga 2017 kenaikan terus
berlanjut hingga 27.8°C. Tahun 2018 turun satu poin menjadi 27.6°C dan data
terakhir pada Agustus 2019 suhu panas di Manokwari masih berada pada angka
tersebut.
"Kalau kita lihat ke belakang yang pada
tahun 2000 hingga tahun 2017 sudah terjadi kenaikan mencapai 1 derajat.
Sekarang pada angka 27.6°C, sebisa mungkin kita harus bertahankan agar tidak
terjadi kenaikan," sebut Denny.
Seiring dengan perkembangan pembangunan di
daerah tersebut, menurut Denny, penurunan suhu sulit terjadi. Sebaliknya,
potensi peningkatan yang besar.
"Kami berharap pemerintah daerah dan
seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat, kita pertahankan di angka
27.6°C. Jangan sampai naik, karena kalau turun tidak mungkin, berat sekali
untuk menarik turun kalau kita melihat kondisi hutan dan perkembangan
pembangunan saat ini," ujarnya.
"Kita disini masih beruntung kelembaban
udara masih cukup bagus. Rata-rata masih 80 persen dan curah hujan masih cukup
banyak," katanya.
Menurut dia, yang patut dikhawatirkan bersama
yakni terjadi kenaikan suhu panas secara terus menerus yang dibarengi dengan
penurunan kelembaban udara. Ini akan berdampak pada penurunan curah hujan.
"Kalau ini yang terjadi dampaknya akan
sangat besar, sebab 60 hingga 80 persen masyarakat Manokwari bergantung dengan
air hujan," sebut Putiray.
Dampak buruk lain yang dapat terjadi yakni
kekeringan hingga bencana banjir saat hujan deras datang.
"Maka sekarang yang harus terus digalakan
adalah program menanam pohon yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dari
unsur pemerintah, swasta hingga masyarakat," ujarnya. (Antara)
0 komentar:
Post a Comment