![]() |
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry pada konferensi pers di Jakarta. (Antara) |
SAPA
(JAKARTA) - Kementerian Pertanian melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian menegaskan bahwa produk inovasi
aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus, termasuk salah satunya dalam
bentuk kalung tidak diklaim sebagai antivirus corona.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry menjelaskan bahwa produk kalung
eucalyptus itu memiliki formula yang sama dengan produk lainnya, seperti
"roll on", inhaler, balsam dan minyak aromaterapi yang berbasis
nanoteknologi.
Fadjry menjelaskan bahwa hasil temuan tersebut
telah dipatenkan dan telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), meskipun terdaftar sebagai produk jamu herbal.
Baca juga: Kementan sebut produksi beras
nasional hingga Juni surplus 6,4 juta ton
"Kita tidak 'overclaim', memang izin dari
BPOM tidak menyebut antivirus di situ, sama seperti di 'eucalyptus roll on' ini
tidak menyebut (antivirus). Izin edar ini sebagai jamu," kata Fadjry dalam
konferensi pers di Jakarta, Senin.
Fadjry menjelaskan bahwa saat ini kalung
eucalyptus masih dikategorikan sebagai produk jamu, mengingat hasil temuan ini
belum melewati uji praklinis maupun uji klinis.
Dengan begitu, produk inovasi eucalyptus ini
belum dapat diklaim sebagai antivirus corona. Namun demikian, berdasarkan hasil
penelitian laboratorium, ekstraksi dari tanaman eucalyptus mampu membunuh
80-100 persen virus influenza dan corona.
Ada pun produk kalung aromaterapi Balitbangtan
diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp. dan didesain dengan teknologi
nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.
Baca juga: Kalung antivirus corona berbasis
tanaman eucalyptus diproduksi massal oleh swasta
Produk ini mengeluarkan aroma secara lepas
lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka
waktu tertentu. Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya
dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.
Fadjry menjelaskan bahwa produk berbentuk
kalung akan memudahkan kita dalam menghirup aromaterapi setiap 2-3 jam sekali
selama 5-15 menit dihirup (didekatkan ke hidung) agar mampu menginaktivasi
virus yang berada di rongga hidung.
Produk kalung eucalyptus saat ini siap
diproduksi secara massal oleh PT Eagle Indopharma dan dapat digunakan oleh
masyarakat dalam waktu dekat.
"Untuk inhaler dan roll on, produk akan
siap akhir bulan Juli, sementara kalung pada bulan Agustus," kata Fadjry. (Antara)
0 komentar:
Posting Komentar