Favipiravir, obat yang bisa digunakan untuk terapi COVID-19 hasil produksi dari PT Kimia Farma, Tbk.(Foto-Antara)
SAPA (JAKARTA) - Obat penanganan COVID-19 hasil
racikan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi yakni PT Kimia Farma
Tbk dan PT Indofarma siap digunakan untuk percepatan penanggulangan
pandemi di Tanah Air.
PT
Kimia Farma Tbk saat ini sudah mampu memproduksi obat untuk penanganan
COVID-19, yaitu Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi COVID–19, kata
siaran pers humas Bio Farma yang diterima di Bandung, Senin.
Sementara
PT Indofarma Tbk siap memasarkan obat anti- Corona Remdesivir dengan nama
dagang Desrem™ dan obat ini diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi
dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America. Selain
Favipivar, PT Kimia Farma Tbk, dan anak usahanya, PT Phapros, Tbk, telah
berhasil memproduksi juga beberapa obat untuk penanganan COVID-19 antara lain
Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipiravir, Dexamethasone dan
Methylprednisolon.
"Kimia
Farma juga memproduksi beberapa multivitamin penambah daya tahan tubuh seperti
Vitamin C (tablet dan injeksi), Becefort, Fituno dan Geriavita sebagai tambahan
produk untuk menjaga daya tahan tubuh," kata Direktur Utama PT Kimia Farma
Tbk Verdi Budidarmo dalam siaran pers humas tersebut.
Verdi
Budidarmo menambahkan untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan
untuk terapi COVID-19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma, dan
merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh BUMN dan
telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan
regulasi pemerintah.
Selain
obat-obatan dan multivitamin, PT Kimia Farma Tbk melalui jaringan ritelnya juga
mendistribusikan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer serta melakukan
layanan pemeriksaan yaitu tes cepat atau rapid test yang hasil produksi PT
Kimia Farma Tbk sendiri dan tes usap atau PCR Test di seluruh jaringan layanan
kesehatan PT Kimia Farma Tbk yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara
itu, anggota Holding BUMN Farmasi lainnya, PT Indofarma Tbk beserta seluruh
grup usahanya (“Perseroan”) mendukung upaya Pemerintah dalam hal penekanan
penyebaran COVID-19 di tanah air melalui berbagai jenis produk antara lain
Oseltamivir 75vgr Caps yang merupakan antiviral unggulan yang saat ini telah
menjadi rujukan sebagai protokol pengobatan COVID-19 di berbagai rumah sakit.
Oseltamivir
75 gr Caps merupakan produk yang telah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan
Dalam Negeri senilai 40.06 persen ini, telah diproduksi sendiri oleh PT
Indofarma, Tbk dengan kapasitas produksi sebesar 4,9 juta Capsul per-bulan,
sehingga diharapkan dapat mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Produk
penanganan COVID-19 lainnya adalah Desrem™ Remdesivir Inj 100 mg, yang
merupakan produk antiviral hasil produksi Mylan Laboratories Ltd, yang akan
dipasarkan oleh PT Indofarma Tbk, dalam waktu dekat.
Direktur
Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan Produk yang akan kami pasarkan
dalam waktu dekat adalah Desrem™ Remdesivir Inj 100mg, yang telah mendapatkan
persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui
oleh BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang sudah diterbitkan pada
tanggal 30 September 2020.
Arief
mengatakan Desrem™ Remdesivir Inj 100mg akan mulai dipasarkan pekan depan,
merupakan obat yang digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap COVID-19
dalam kondisi sedang-berat. Kemudian untuk ketersediaan stock untuk bulan ini,
sudah ada sebanyak kurang lebih 400.000 vial dengan harga yang tentunya
terjangkau oleh masyarakat.
Arief
Pramuhanto menambahkan selain obat-obatan, PT Indofarma Tbk, juga telah
memproduksi alat kesehatan seperti Medical Face Mask 3Play (Inamask), Hand Sanitizer
(Clind), Rapid Test (Smart Diagnostic Covid19) hingga Mobile Diagnostic Real
Time PCR, Produk Isolation Transport hingga Virus Transport Media (VTM).
Sedangkan
Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, memiliki tugas untuk pengadaan
vaksin COVID-19, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Sinovac, dimana saat
ini masih dalam tahap uji klinis di Bandung.
Sampai
dengan akhir September 2020 yang lalu, terdapat 1319 relawan sudah mendapatkan
suntikan pertama, 656 relawan sudah mendapatkan suntikan kedua, dan 244 relawan
dalam tahap pengambilan darah pasca suntikan kedua.
Hingga
saat ini belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius
akibat vaksin atau vaksinasi. (Antara)
0 komentar:
Posting Komentar