![]() |
Pengurus FPHS bersama kuasa hukumnya, Haris Azhar (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) - Forum Pemilik Hak Sulung kampung Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop (FPHS Tsingwarop) menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas kunjungan langsung Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob,S.Sos,MM di salah satu rumah tinggal para masyarakat evakuasi yang berada di daerah Jalan Jeruk SP2 Timika, rumah Kepala Suku Yunus Omabak.
Dari sekian tempat-tempat tinggal yang ada
di rumah Bapak Yunus,
hampir 50 orang yang tinggal di sana, sehingga Wabup memilih tempat tersebut sebagai tempat kunjungan
dan berdialog
langsung dengan para pengungsi.
Dalam pertemuan tersebut, setelah mendengarkan
keluhan langsung dari Masyarakat, Wabup
John meminta waktu 1 Minggu ke depan untuk berkoordinasi
dengan Tim yaitu TNI-Polri
dan juga PT. Freeport Indonesia, agar
memperoleh kesepakatan bersama terkait kepulangan masyarakat yang dievakuasi di
Timika kembali ke kampung mereka.
Dalam hal
ini masyarakat sangat berharap
agar dapat merayakan Natal
di Gereja mereka masing-masing
di kampung.
“Kami
dari Forum Pemilik Hak sulung bersama Konsultan Hukum kami Pak Haris Azhar akan
kawal terus proses pemulangan masyarakat evakuasi ini, serta siap membantu dan memback-up Pemda Mimika, dalam
hal proses pemulangan masyarakat dan terus memastikan bahwa semua berjalan baik
sesuai dengan harapan semua masyarakat dan stackholder yang ada sehingga hal ini
memberikan rasa aman dan damai,
sehingga semua teratasi baik sesuai harapan bersama,” demikian penggalan kalimat dari rilis FPHS yang
dikirimkan ke Salam Papua.
“Tanah
adalah Mamaku” adalah filosofi
yang mendasari keinginan masyarakat agar dikembalikan
ke kampung halaman, sehingga mereka bisa melakukan transaksi hidup secara baik,
tanpa membebani orang di kota
Timika. Karena mereka merasa
damai dan tenang
jika bisa kembali ke kampung
halaman dan tidak lagi mengalami
kesulitan di Timika.
Dalam rilis tersebut juga
disebutkan, hal-hal
yang menjadi ancaman dalam hidup mereka jika tidak kembali ke kampung halaman adalah biaya makan, biaya
kontrakan, biaya transportasi, biaya ke rumah sakit, sudah 17 Orang meninggal dunia ada beberapa orang
yang sudah sakit parah, dan mereka
sangat terlantar.
Terkait hal ini, dijelaskan rencana Tim Monitoring
yang akan dibuat untuk melihat situasi rumah-rumah
warga di kampung
Waa dan Opitawak, diharapkan tidak
menjadi perioritas. Mereka menegaskan, biarkan
masyarakat ini balik dulu di Kampung Banti1, Banti2 dan Opitawak, baru
kemudian Tim lakukan minitoring untuk perbaikan dan
renovasi.
Untuk itu, mereka mengharapkan Pemda Mimika, TNI, Polri dan PTFI agar
memberikan
keputusan sesegera mungkin. (Red)
Ayoo.. Kunjungi dan bergabung bersama Dupa88 titik org sarana slot Game online yang memberikan kenyamanan buat para maniac gamers.!! Bonus bonus yang menakjubkan selalu di persiapkan
BalasHapusuntuk teman teman yang ingin bergabung bersama kami, yuks.. jangan buang waktu segera buktikan kalau Dupa88 titik org paling best ya guys...Slot games