![]() |
Foto bersama usai penyerahan bantuan dari PT Petrosea (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) - Tidak ingin adanya anak pedalaman Amungme dan Kamoro yang terlambat mendaftar masuk sekolah di masa pendemi covid-19, Yayasan Gerbang Terang Timur bangun sekolah TK di mile 32 Timika.
Salah satu pendiri sekaligus pembina Yayasan Gerbang Terang
Timur, Araminus Omaleng mengatakan bahwa berkaca di masa lalu, banyak anak-anak
pedalaman yang terlambat didaftarkan ke sekolah lantaran akses yang jauh,
sehingga yang telah berusia 10 tahun masih berada di kelas 1 SD. Tentunya itu
sangat sulit dalam bersaing ketika di saat masuk ke sekolah yang diperkotaan,
dalam hal ini semuanya menjadi lambat, baik menulis, membaca maupun menghitung.
"Itu makanya muncul ide supaya di mile 32 dibangunkan
TK yang diberi nama TK Nangmora. Kita tidak ingin generasi sekarang mengalami hal yang dulu pernah dialami,
sehingga semuanya serba terlambat dalam bersaing," kata Arminus saat
dihubungi Salam Papua via telepon, Kamis lalu (26/11/2020).
Arminus mengaku bahwa ini salah satu program dari intelek
muda Mimika. Namun Arminus tidak bergerak sendiri dalam mengembangkan yayasan
ini, tetapi ada juga beberapa intelektual muda lainnya yang punya misi yang
sama dalam mendorong kemajuan di bidang pendidikan khususnya anak pedalaman
Amungme.
Yang diajarkan bagi anak-anak di TK Nangmora tentunya berdasarkan
kearifan lokal dengan sistem kelas natural.
"Memang kita belum mempunyai gedung sendiri, tetapi
lahannya sudah ada. Sementara TK ini menggunakan balai Desa dan ke depannya
bisa membangun gedung sendiri di atas lahan yang sudah ada,” ujarnya.
Tujuan dibangun di mile 32 adalah guna mempermudah akses
bagi orang tua yang berdomisili di sekitaran mile 32, Kuala Kencana, Utikini,
Iwaka dan wilayah lainnya di Timika termasuk beberapa anak yang dievakuasi dari
Banti Tembagapura. Selain itu, khusus bagi anak-anak usia TK tentunya harus
selalu diawasi orang tua, sehingga dengan akses yang dekat bisa mengurangi
beban orang tua dalam persoalan biaya transportasi dan yang lainnya.
Pembangunan sekolah tersebut untuk membentuk satu karakter
tersendiri, sehingga secara perlahan bisa memberi pengaruh bagi generasi muda
Amungme lainnya.
"Makanya kita kasih nama TK itu Nangmora yang artinya
sumber cahaya. Dengan harapan anak-anak Amungme bisa menjadi sumber cahaya bagi
sesamanya. Kita ingin mengajak seluruh anak muda Amungme agar berani berkreasi
dan berinovasi. Jangan lagi hanya membuat keributan saling serang satu sama
lain, karena kalau kita yang mulai membangun maka di situ baru ada perubahan
bagi masyarakat kita sendiri," ungkap pria lulusan Sarjana Arsitektur,
University of Australia tahun 2018 ini.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekolah TK ini baru
dibangun bulan Agustus lalu dan hingga saat ini belum ada Donatur yang tetap.
Bagi yang ingin membantu dalam mendorong pengembangan yayasan ini dapat
menyalurkannya melalui Bank CIMB NIAGA dengan nomor Rekening 800168125600 atas
nama Yayasan Gerbang Terang Timur.
Dalam hal ini, PT Petrosea telah memberikan bantuan berupa
72 buah tas sekolah dengan logo Petrosea. Bantuan tersebut sebagai bukti bahwa
PT Petrosea juga ikut membangun Mimika.
"Saat ini kita juga sementara mencari donatur yang
benar-benar bisa membantu Yayasan Gerbang Terang Timur. PT Petrosea yang
pertama berikan bantuan melalui program CSRnya sebagai bentuk bahwa mereka ada
di Mimika," katanya.
HR Superintenden PT Petrosea, Donny Kabiai mengatakan bahwa
pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa puluhan seragam berlogo Petrosea dengan target bagi anak-anak
asli Papua khususnya tujuh suku di Mimika.
PT. Petrosea Timika didampingi perwakilan dari PT. Freeport
Indonesia telah merealisasikan program CSR periode tahun 2020.
“Langkah ini sangat penting terutama di masa sulit dengan
adanya pandemi Covid-19,” kata Donny dalam rilisnya ke redaksi Salam Papua.
(Acik)
0 komentar:
Posting Komentar