![]() |
I Made Aryana (Foto:SAPA/Acik) |
SAPA (TIMIKA) - Realisasi penerimaan bea cukai khusus sektor tambang di Mimika hingga saat ini mencapai 240 persen atau Rp 1,5 triliun.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
(KPPBC) Tipe Madya Pabean C Mimika, I Made Aryana mengatakan, capaian tersebut
baik bea masuk ataupun bea keluar merupakan penerimaan tertinggi mewakili Papua
dan Papua Barat yaitu 99 persen.
"Hingga saat ini realisasi penerimaan ekspor, baik bea
masuk maupun keluar mencapai 240 persen. Kita harus bangga, karena Timika ini
mewakili Papua dan Papua Barat untuk penerimaan sektor tambang," ungkap
Aryana saat ditemui di Bandara Mozes Kilangin, Rabu (16/12/2020).
Capaian tersebut terhitung hingga tanggal saat ini, karena
masih ada ekspor terakhir sebelum akhir tahun. Ekspor sektor tambang yaitu
konsentrat dan bukan hanya emas saja, tapi juga ada tembaga, perak dan
kandungan lainnya.
"Itu semua dikalikan untuk pungutannya sebagai penerimaan
negara. Intinya untuk ekspor sektor tambangnya 1,4, sedangkan untuk bea
masuknya hanya 100 miliar," ujarnya.
Meski selama masa pandemi covid-19, akan tetapi untuk
beberapa negara luar yang tidak mempunyai kendala tetap dilakukan. Contohnya
untuk negara China sudah tidak ada lagi kendala terkait covid-19, bahkan teknologinya
paling bagus di antara seluruh dunia. Selain ke China, ekspor ke negara-negara
lain pun lancar.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setelah melalui proses selama
kurang lebih tiga tahun, dengan persetujuan Menteri, saat ini sudah menjadi
KPBBC TMPC Timika. Berarti tidak lagi menggunakan nama Amamapare dan kantornya
akan ada di Kota Timika dan yang di Amamapare hanya sebagai kantor pelayanan
bantu.
"Perubahan ini juga menimbang dengan luasan wilayah
kerja yang menjangkau juga ke Kabupaten Deyai dan Kaimana," jelasnya.
(Acik)
0 komentar:
Posting Komentar