Dr. Preysi S. Siby, S.Psi., M.Si (Foto:Istimewa)
SAPA (TIMIKA) – Dr. Preysi S. Siby,S.Psi,M.Si, seorang doktor kelahiran Tembagapura Mimika atau yang sering disebut Anak Gunung Tembagapura (Agute), mengungkapkan bahwa harapan dan optimisme dapat menjadi solusi bagi masalah psikologis kesehatan mental setiap orang yang dapat terjadi akibat dampak pandemi covid-19.
Seperti dilansir pada kolom Pembaca Menulis di Manado Post
edisi Kamis (4/2/2021), Dr. Preysi mengatakan pandemi covid-19 telah
memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru yang melompati kebiasaan-kebiasaan yang
sebelumnya dilakukan. Social dan physical distancing (menjaga jarak) merupakan
tantangan bagi semua orang karena manusia adalah makhluk sosial.
“Interaksi sosial sebagian besar dilakukan secara virtual. Perubahan
hidup memang menyakitkan dan seringkali membuat kita tidak nyaman karena
perubahan ini berjalan dengan cepat dan mengagetkan. Berbagai situasi yang
menantang ini menciptakan banyak masalah kesehatan mental (stres, kecemasan,
ketakutan, kemarahan, depresi, dll) di seluruh populasi dunia,” tulis Dr.
Preysi.
Dia mengatakan, kondisi di atas juga menantang harapan dan
pandangan optimis dari setiap individu. Harapan merupakan salah satu faktor
dalam mencegah memburuknya kesehatan mental seseorang. Harapan adalah keyakinan
bahwa seseorang dapat menemukan jalannya untuk mencapai tujuan dan motivasi
dalam mencoba jalan yang berbeda. Dari perspektif ini, individu yang penuh
harapan, bahkan dalam kondisi kehidupan yang menantang, memiliki kekuatan untuk
menemukan solusi alternatif dan menerapkannya. Akibatnya, harapan dapat dilihat
sebagai faktor pelindung dalam kesejahteraan mental terkait dengan kondisi sulit
yang diciptakan oleh pandemi covid-19.
Salah satu aspek harapan adalah bahwa itu mencakup
ekspektasi positif untuk masa depan, jadi secara alami seseorang mungkin
memiliki harapan ekspektasi penuh bahwa pandemi ini akan berlalu. Ini akan
memotivasi individu untuk berusaha lebih baik mengenai masa kini dan masa
depan.
Optimisme merupakan sikap mental positif terhadap kehidupan,
optimisme juga merupakan harapan individu akan mengalami hasil yang positif di
masa depan. Optimisme sebagai suatu pandangan yang menyeluruh, melihat hal yang
baik, berpikir positif, dan mudah memberikan makna bagi diri. Optimisme juga
adalah bentuk berpikir positif yang mencakup keyakinan bahwa kebahagiaan dan
hal-hal yang baik akan hadir dan terjadi di masa depan.
Individu yang optimis lebih memiliki harapan kuat terhadap
segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan akan mampu teratasi dengan baik,
walaupun ditimpa banyak masalah, kesulitan dan frustasi. Orang-orang yang penuh
harapan juga mengalami kepuasan hidup dan kesejahteraan spiritual yang lebih
tinggi.
Adapun menurut dia, ada 4 (empat) praktik yang dapat
menumbuhkan harapan dan optimisme.
Pertama, beralih dari
pemikiran masalah ke pemikiran solusi. Untuk merasa penuh harapan kita
perlu berpikir realistis dan fleksibel tentang masalah yang dihadapi terkait
dengan lokus kendali. Kita perlu mengakui hal-hal negatif dan potensi
kemunduran.
Kedua, carilah “hadiahnya”.
Mencari hadiah berarti mencoba menemukan lapisan perak dalam setiap tantangan
atau situasi sulit. Hal ini tidak berarti bahwa kita menyangkal sesuatu itu
sulit, traumatis, atau menyakitkan, tetapi memang berarti secara aktif mencari
yang positif, bahkan jika kita tidak akan pernah memilih untuk memiliki
pengalaman itu. Mengambil hikmah dari kesukaran ini. Seperti bertanya secara
konsisten, “apa yang dapat saya pelajari?”, “hal positif apa yang mungkin
datang dari ini?”, dan sebagainya.
Ketiga, tantang
pikiran negatif. Saat kita merasa kewalahan oleh pikiran menakutkan tentang
masa depan, ada baiknya kita menantang mereka secara langsung. Pikiran negatif
yang paling merusak adalah 3P: 1). Personalisasi – keyakinan bahwa kita
bersalah atas sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang terjadi karena kita buruk;
2). Pervasiveness – keyakinan bahwa peristiwa tersebut akan memengaruhi semua
bidang kehidupan kita; dan 3). Permanence – keyakinan bahwa gempa susulan akan
berlangsung selamanya.
Keempat, praktikkan
belas kasihan. Di masa pandemi banyak dari kita yang berjuang dalam
berbagai tingkatan, beberapa telah mengalami tragedi dan kehancuran, tetapi
kita tidak sendirian dalam apa yang dialami dan dirasakan. Mengingat kemanusiaan
kita yang sama dan penderitaan kita bersama, menawarkan belas kasih kepada diri
sendiri dan kepada sesama dapat membantu meredakan rasa sakit itu.
Alhasil, dia menegaskan, individu yang memiliki kekuatan untuk
menghadapi situasi kehidupan yang penuh tekanan dan memiliki harapan bahwa solusi
alternatif dapat ditemukan, lebih mampu untuk menghadapi peristiwa kehidupan
yang menantang, dalam hal ini pandemi covid-19. Segalanya pasti merepotkan, tapi kenyataannya, ada banyak alasan untuk berharap saat ini. Kekuatan psikologis dapat membantu kita mengatasi tantangan yang muncul dan mendorong kesehatan serta kesejahteraan mental. (Red)
Ayoo.. Kunjungi dan bergabung bersama Bola165A titik com sarana slot Game online dan sportsbook yang memberikan kenyamanan buat para maniac gamers.!! Bonus bonus yang menakjubkan selalu di persiapkan
BalasHapusuntuk teman teman yang ingin bergabung bersama kami, yuks.. jangan buang waktu segera buktikan kalau Bola165A titik com paling best ya guys...Click Disini