SALAM PAPUA (TIMIKA) - Dalam upaya menyelamatkan
Cagar Alam Pegunungan Cycloop, PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan 20.000
bibit bambu kepada Pemerintah Provinsi Papua, pada Kamis (16/11/2023).
Dalam rilis yang diterima salampapua.com, disebutkan bahwa penanaman
bambu ini bermanfaat untuk mencegah bencana alam, gangguan, dan kerusakan yang
mengakibatkan degradasi dan deforestasi di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, serta
menyediakan batas alam yang jelas kepada masyarakat untuk membedakan ruang yang
masuk dan yang bukan ke Cagar Alam.
Diketahui pegunungan Cycloop merupakan salah satu kawasan
konservasi di Papua yang ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 782/Menhut-II/2012 tanggal 27 Desember 2012
dengan luas 31.479.89 Ha.
Vice President Environmental Division PTFI, Gesang Setyadi mengatakan
bahwa aksi ini merupakan wujud nyata PTFI dalam mendukung Pemerintah Provinsi
Papua dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dukungan tersebut
ditunjukkan melalui Program Penyelamatan Cagar Alam Pegunungan Cycloop melalui
gerakan penanaman sekitar 60 ribu bibit bambu atau sepanjang 78 Kilometer batas
penyangga (buffer zone), yang dimulai dari Pasir 6 di Kota Jayapura hingga ke
Maribu di Distrik Ravenirara di Kabupaten Jayapura, sebagai tanda batas Cagar
Alam Pegunungan Cycloop.
“PTFI turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
Cycloop bersama Pemerintah Provinsi Papua. Upaya ini akan dapat membawa dampak
positif bagi lingkungan di Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang juga sejalan
dengan komitmen PTFI dalam turut menjaga lingkungan secara berkelanjutan untuk
pelestarian lingkungan dan mendukung keseimbangan ekologi,” ujar Gesang pada
acara penyerahan bibit bambu kepada Pemerintah Provinsi Papua.
Cagar Alam Pegunungan Cycloop sendiri ditetapkan sebagai
kawasan konservasi pada tahun 1979. Pada kawasan ini, terdapat flora dan fauna
endemik, keragaman ekosistem yang termasuk hutan hujan dataran rendah, hutan
pegunungan, hutan sekunder, padang rumput, dan mangrove. Kawasan ini juga
memiliki fungsi hidrologi sebagai pengatur iklim, dan pusat diversitas dari
evolusi persebaran serta terbentuknya kehidupan flora dan fauna secara alamiah.
Selain mendukung program penanaman bambu untuk penyelamatan
Cagar Alam Pegunungan Cycloop, PTFI juga telah bekerja sama dengan Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai & Hutan Lindung (BPDASHL) dalam
melaksanakan program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di
Kabupaten dan Kota Jayapura sejak tahun 2021. Kegiatan rehabilitasi DAS ini
merupakan kegiatan pertama PT Freeport Indonesia di luar kawasan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK).
Gesang mengungkapkan bahwa pada area PTFI, telah dilakukan
kegiatan revegetasi di kawasan tambang Grasberg pada ketinggian 4.200 m di atas
permukaan laut seluas 490 hektar.
“Kami juga sudah melakukan penanaman di kawasan Grasberg
seluas 520 Hektar, di bekas pengendapan tailing seluas 1160 Hektar, dan
penanaman tanaman mangrove seluas lebih dari 800 Hektar. Di samping itu, kami
juga melakukan rehabilitasi di hutan Kuala Kencana seluas lebih dari 960 Hektar
dan di hutan Tembagapura seluas 12 Hektar,” tambah Gesang.
Sementara itu Pj Gubernur Provinsi Papua melalui Pelaksana
Tugas (Plt) Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Suzana
Wanggai mengapresiasi dukungan PTFI dalam upaya penyelamatan Cagar Alam
Pegunungan Cycloop.
“Saya sangat berterima kasih kepada PTFI atas bantuannya
kepada Pemerintah Provinsi Papua karena turut melestarikan Cagar Alam
Pegunungan Cycloop. Cycloop adalah sumber hidup kita, maka dari itu kita harus
jaga alam dan alam akan jaga kita. Saya juga berharap untuk seluruh komponen
masyarakat dapat melakukan hal yang sama, secara khusus BUMN dan BUMD yang ada
di Provinsi Papua,” kata Suzana.
Editor: Jimmy