![]() |
Litoria Lubisi, spesies katak baru yang ditemukan di area kerja PTFI (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan South Australian Museum yang didukung oleh PT. Freeport Indonesia (PTFI) menemukan spesies katak baru di Mimika, Papua.
Spesies katak baru yang ditemukan adalah Litoria Lubisi,
sejenis katak pohon hijau besar yang merupakan anggota keluarga Litoria Infratrenata.
Penelitian terhadap Litoria Lubisi ini sudah dilakukan sejak
tahun 2006 oleh dua penulis dan peneliti, yakni Stephen Richards dari South
Australian Museum dan seorang peneliti independen, Burhan Tjaturadi, yang telah
bekerja di Tanah Papua sejak tahun 1999 saat bergabung dengan WWF dan
Conservation International.
Keduanya melakukan penelitian keanekaragaman hayati di hutan
rawa sagu di Selatan Timika, Papua, dan berhasil mengumpulkan satu spesimen
dari spesies tambahan yang menunjukkan atribut morfologi dari grup Litoria Infratrenata.
Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh tim peneliti LIPI,
yaitu Mumpuni, Hellen Kurniati, dan Evy Arida. Setelah melalui penelitian
selama 15 tahun, akhirnya tim peneliti dapat mengonfirmasi bahwa spesies yang
diteliti merupakan spesies baru yang belum pernah dicatat dalam silsilah
taksonomi.
Burhan Tjaturadi, peneliti independen yang terlibat dalam
penelitian ini menyebutkan, penelitian terhadap spesies katak baru tersebut
memakan waktu yang cukup lama melalui beberapa tahap identifikasi dan
verifikasi. Hasil penemuan ini pun telah dicatat dan dipublikasikan dalam
jurnal internasional Zoo Taxa yang sekaligus mengonfirmasi sebagai spesies
baru.
Ia mengatakan, nama Lubisi diambil dari Dr. Rusdian Lubis
yang waktu itu menjabat sebagai Senior VP untuk bidang lingkungan dan
keselamatan kerja. Penemuan spesies ini menambah daftar panjang penemuan
spesies baru di area kerja PTFI sejak penelitian keanekaragaman hayati
dilakukan pada tahun 1997.
Burhan juga menerangkan, Litoria Lubisi memiliki fisik yang
cukup unik karena ukurannya yang cenderung besar, dengan panjang dapat mencapai
70 mm. Selain itu, katak ini juga terlihat kuat serta memiliki warna yang lebih
mencolok dibandingkan dengan katak hijau lainnya.
Katak yang hidup di dataran rendah ini juga memiliki mulut
yang lebar dengan masing-masing kerangka giginya terdiri dari 10 gigi kecil
dengan garis rahang yang tidak begitu tegas pada permukaan kulitnya.
Katak ini memiliki tiga selaput memanjang di antara keempat
jarinya, dengan bentuk kaki memanjang yang memperkokoh genggaman dan
cengkramannya. Bagian tubuh hewan ini meliputi beberapa warna yang terdiri dari
warna kuning di bagian bawah badan dan ujung jari kaki, warna biru pucat di
sepanjang lipatan kulit, serta warna coklat kemerahan pada beberapa garis di
bagian perut dan selaput kaki. Katak ini ditemukan hanya di hutan sagu yang ada
di Mimika, Papua.
“Salah satu tantangan utama kami dalam melakukan penelitian
ini adalah medan yang cukup sulit. Kami berterima kasih kepada PT. Freeport
Indonesia yang telah membantu kami menyelesaikan penelitian ini dengan memberi
dukungan fasilitas selama penelitian dilaksanakan. Ke depannya, kami berharap
dapat melanjutkan kerja sama dengan PTFI untuk terus menyibak kekayaan alam
yang ada di Papua dan memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia,” ujar Burhan.
Sementara itu, Environmental Senior Manager PTFI, Gesang
Setyadi menyampaikan bahwa penemuan spesies baru ini sekali lagi menunjukkan
keanekaragaman hayati di area kerja PTFI.
“Area kerja PTFI masih menyimpan potensi kekayaan flora dan
fauna yang belum dapat dipelajari secara menyeluruh. Untuk itu, PTFI selalu
menjalankan kebijakan lingkungan yang salah satunya adalah berkontribusi dalam
konservasi keanekaragaman hayati. Oleh karena itu kami selalu bekerja sama
dengan berbagai pihak dalam berbagai upaya konservasi dan keanekaragaman
hayati, khususnya di area kerja PTFI,“ ungkap Gesang.
Gesang mengatakan, penelitian dan pemantauan keanekaragaman
hayati PTFI tidak terbatas untuk suatu lembaga tertentu saja, namun juga
melibatkan banyak pihak lain, seperti lembaga pendidikan, kantor Konservasi
Sumber Daya Alam, badan penelitian, museum, ataupun peneliti mandiri.
Dia menambahkan, selain bermitra dengan LIPI, PTFI juga
secara rutin berkolaborasi dengan Natural History Museum of United Kingdom
(NHMUK), South Australian Masters Athletics (SAMA) of Adelaide, dan University
of Papua New Guinea (UPNG). Hal ini dilakukan untuk memperkaya khazanah keanekaragaman
hayati di tanah Papua.
“PTFI akan terus berupaya merealisasikan komitmen untuk
berkontribusi terhadap lingkungan melalui program pelestarian dan perlindungan
alam, maupun mendukung berbagai program kegiatan penelitian yang dapat menguak
kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di
Papua,” tutup Gesang. (Jefri Manehat)
Ayoo.. Kunjungi dan bergabung bersama Dupa88E titik com sarana slot Game online dan sportsbook yang memberikan kenyamanan buat para maniac gamers.!! Bonus bonus yang menakjubkan selalu di persiapkan
BalasHapusuntuk teman teman yang ingin bergabung bersama kami, yuks.. jangan buang waktu segera buktikan kalau Dupa88E titik com paling best ya guys...