![]() |
Nelson Natkime (kiri) dan beberapa hasil karya lukisannya (kanan) (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) – Nelson Natkime, pemuda berbakat asal suku Amungme Mimika yang dikarunia Tuhan dengan goresan tangannya sebagai pelukis handal dan saat ini sedang menempuh studi sebagai mahasiswa semester akhir pada jurusan S1 arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta.
Salam Papua berkesempatan mewawancarai Nelson Natkime yang
lahir di Tembagapura 9 Mei 1999 ini.
Tidak pernah dibayangkan oleh keluarga besar Natkime bahwa
anak muda berumur 22 thn ini diberikan Karunia melukis oleh Tuhan.
Nelson menjelaskan bahwa sejak duduk di bangku SMP lebih
senang menggambar dibanding kegiatan lainnya. Hampir semua buku sekolahnya
penuh dengan gambar bahkan dinding sekolah pun menjadi “korban” goresan
tangannya saat itu.
Saat SMA Nelson menemukan gaya atau style melukisnya yaitu sketsa
wajah dengan pensil dan bolpoin berhubung juga dia merasa tidak mahir berkreasi
dengan warna pada saat itu, hingga sketsa menjadi andalannya.
Bisa di lihat pada akun Instagram miliknya
@bobnelsonnatkime99 bahwa Nelson sangat memiliki bakat dalam melukis. Thema
lukisannya pun sangat menarik dan berhubungan dengan kebudayaan Amungme.
Salah satu gambarnya yang juga menjadi perhatian Salam Papua
berjudul "Dead Black Roses".
Nelson menuturkan cara menggambarnya cukup unik dimana ia
harus membasahi kertas dengan minuman Kopi terlebih dahulu dan dibiarkan kering
lalu mulai melukisnya.
Beberapa pengalaman pameran di Jakarta dan Yogyakarta di
jalani Nelson bersama perkumpulan seniman Taring Padi dan Sangring Art dengan
Thema Cerita Rakyat. Bahkan Hapin Foundation dari Belanda memintanya khusus
untuk menyumbangkan karya lukisannya dan sempat dihargai dengan nilai Rp 2,5
juta.
Nelson pun berterima kasih atas peran orang tuanya yang
selalu mensupportnya.
“Selain itu, ada sosok Tante saya, Tante Kristina Natkime
juga yang membuat saya bisa seperti ini, dimana Ia yang mengatakan pertama kali
pada saya bahwa saya memiliki bakat melukis dan mengarahkan saya juga untuk
terus sekolah hingga saya hari ini kuliah di jurusan arsitek semester 8 di Universitas
Kristen Duta Wacana, Jogja,” ujarnya.
Selain berencana melanjutkan studi S2 jurusan seni lukis di
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Nelson berkerinduan memiliki studio
untuk memajang semua karya seninya serta menjadi konsultan dan pengusaha.
Nelson berharap saat dirinya nanti kembali ke Tanah Papua,
apresiasi masyarakat Papua terhadap seni lukis makin meningkat.
“Saya akan selalu melukis dengan hati dan mencoba
mentransfer spirit atau roh pada lukisan saya hingga lukisan tersebut tampak
bernyawa,” ungkapnya.
Dia juga berharap karya-karya lukisannya dapat menjadi
pemicu semangat berkarya bagi adik-adiknya khususnya asal Amungme yang
mencintai seni lukis, seni Musik dan seni lainnya.
“Terlebih Saya bangga terhadap kebudayaan suku Amungme. Oleh
karena itu, kalau bukan kita yang melestarikan dengan salah satunya berkarya
lewat lukisan, siapa lagi yang akan melakukannya?” tutur Nelson menutup
pembicaraannya. (REM)
0 komentar:
Posting Komentar