![]() |
Kepala Kampung Fanamo, Valentinus Mitowo (Foto:SAPA/Jefri) |
SAPA (TIMIKA) - Sudah bertahun-tahun masyarakat kampung Fanamo Distrik Mimika Timur Jauh Kabupaten Mimika hidup bergantung pada air hujan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kampung Fanamo, Valentinus
Mitowo saat ditemui di Timika, Jumat (16/7/2021).
"Kita di sana sudah bertahun-tahun hidup tergantung
pada air hujan, soal makan minum dan kebutuhan lainnya juga tergantung air
hujan," katanya.
Hal ini terjadi, Valen mengaku sejak dibangunnya Tailing
dari PT. Freeport Indonesia (PTFI).
"Dulu kita bisa ambil air dari kali untuk minum dan
segala macam, tapi sejak adanya Tailing PTFI, masyarakat tidak lagi konsumsi
air dari kali, dan mau tidak mau kita tergantung pada air hujan. Dampak dari
itu semua, banyak masyarakat sering terkena diare dan penyakit kulit
lainnya," ujarnya.
Ia mengungkapkan, terkait masalah air bersih, PTFI pernah membangun di daerah tersebut namun berjalannya waktu dan termakan usia, fasilitas tersebut sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi.
Tambahnya lagi, pihaknya telah mengusulkan sarana air bersih
dan fasilitas lainnya kepada pemerintah namun belum juga terealisasi.
Ia berharap pemerintah juga memperhatikan kebutuhan masyarakat yang ada di pedalaman khususnya masyarakat kampung Fanamo Distrik Mimika Timur Jauh.
"Jaringan (telepon) dan listrik di sana tidak ada, kita kesulitan untuk bisa berkomunikasi dengan orang-orang di kota, apalagi memang ada keperluan penting," ungkapnya.
Ketika Salam Papua mengonfirmasi kepada pihak PTFI, Sabtu siang (17/7/2021), terkait Tailing PTFI yang membuat masyarakat Fanamo tidak lagi mengonsumsi air dari kali dan bergantung pada air hujan, serta fasilitas air bersih PTFI yang telah rusak di daerah tersebut, Manajer Coorporate Communications PTFI, Kerry Yarangga mengatakan masih akan berkoordinasi dengan tim PTFI.
"Saya minta info detail ke tim dulu ya," ujar Kerry. (Jefri Manehat)
Catatan redaksi:
Waktu, tanggal dan isi berita ini ditambahkan setelah meminta konfirmasi dari pihak PT. Freeport Indonesia. Redaksi memohon maaf jika terjadi kesalahpahaman atas artikel ini.
0 komentar:
Posting Komentar