![]() |
Norman Ditubun bersama sejumlah rekannya sedang berada di BLK di Nawaripi Dalam (Foto:SAPA/Yosefina) |
SAPA (TIMIKA) - Pemerintah Kampung (Pemkam) Nawaripi Distrik Wania Mimika berinisiatif membuka Balai Latihan Kerja (BLK) khusus untuk pemuda Suku Kamoro di kampung tersebut.
“Karena satu Kampung Nawaripi besar ini dengan 200 KK pemuda
asli Kamoro yang tamat SMA hanya lima orang. Ini data akurat,” ungkap Kepala Kampung
Nawaripi, Norman Ditubun saat ditemui Salam Papua di Nawaripi Dalam, Selasa
(3/8/2021).
Untuk itu, kata dia, dibukanya BLK yang berlokasi di
Nawaripi Dalam untuk memberi pelatihan kepada pemuda asli Kamoro agar mereka
mempunyai keahlian di bidang tertentu sehingga memiliki kesempatan untuk
bekerja.
“Karena tidak bekerja, tidak memiliki keahlian, mereka
mabuk-mabukan buat tindakan kriminal. Jadi saya merasa penting buka BLK ini.
Ada tiga bidang yang dilatih di sini, pembuatan mebeler, pengelasan dan kelistrikan.
Setelah mereka memiliki keahlian kami upayakan mereka mengikuti paket agar bisa
mempunyai ijazah SMA supaya lebih mudah mendapat pekerjaan,” terang Norman.
Menurutnya, untuk pelatihan pengelasan dan kelistrikan sudah
jalan dengan mendatangkan instruktur dari Politeknik Amamapare. Sementara
pelatihan di bidang mebeler masih menunggu pencairan alokasi Dana Desa (ADD) tahap
ketiga untuk membeli kayu.
“Pelatihan pembuatan mebeler kita belum jalan, karena
kayu-kayu nanti kami adakan pakai ADD tahap ketiga ini,” ucapnya.
Dikatakan, gedung BLK yang sudah ada saat ini belum permanen
karena setengah tembok. Rencananya akan dibangun gedung permanen di lahan
seluas dua hektar dekat lokasi yang rencananya dibuka tempat wisata.
“Gedung yang sementara ini belum permanen saya pinjamkan
lahan saya untuk bangun gedung ini. Sementara ini kami sedang siapkan lahan dua
hektar dekat lokasi yang akan dibuka tempat wisata nanti. Jika Tuhan ijinkan
tahun depan kita bangun gedung BLK permanen,” ujarnya.
ADD tahap tiga yang sedang ditunggu pencairannya ini sebesar
Rp 600 juta. Dana ini akan digunakan untuk tiga kegiatan yakni pengadaan
kayu-kayu untuk BLK, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengola
air minum dan untuk tahap awal rencana pembukaan tempat wisata di Nawaripi
Dalam.
“Jadi nanti BUMDes akan kelola air minum dan dijual kepada
masyarakat di Nawaripi dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran.
Misalnya harga pasaran Rp 6000 rupiah per galon kita jual dengan Rp 4000 rupiah,”
tuturnya.
Sementara untuk rencana pembukaan tempat wisata di Kampung
Nawaripi Dalam, menurut Norman sudah disepakati dalam Musrenbang Kampung.
Sehingga masyarakat adat akan menyerahkan lahan seluas 20
hektar untuk pemerintah kampung.
“Jadi nanti lahan itu jadi milik pemerintah kampung yang
akan digunakan untuk kepentingan masyarakat Nawaripi. Nanti ganti kepala desa
baru, sampai kapan pun lahan tetap jadi milik pemerintah kampung,” ujarnya.
Dijelaskan, tempat pariwisata yang dimaksud nanti akan dibangun
satu kolam besar yang ditata sedemikian rupa menjadi tempat latihan mendayung
bagi masyarakat Kamoro.
“Nanti setelah tempat wisata itu buka setiap tahun, kita
akan buat lomba mendayung, masterplannya sudah ada. Untuk tahap awal ini kita
urus penyerahan lahan dulu,” ujarnya. (YOSEFINA)
0 komentar:
Posting Komentar