![]() |
Nesthy Stella Iriani Pedai (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) - Nesthy Stella Iriani Pedai, ‘Spiderwomen’ Papua siap boyong dua emas PON XX di Timika pada cabang olahraga (Cabor) panjat tebing. Berbagai persiapan sudah ia lakukan sejak tahun 2019 sampai ia pindah sekolah di Solo, Jawa Tengah, agar latihannya lebih maksimal.
Seperti apa persiapan Nesthy dan teman-temanya dari tim
panjat tebing Kontingen Papua?
Selengkapkanya laporan Wartawan Salam Papua
----------------------------------------
Gadis hitam manis asli Papua yang lahir pada 8 Oktober 2002
ini bertekad memboyong dua medali emas untuk Cabor panjat tebing.
Untuk meraih impiannya ini, ia serius berlatih sejak Mei
2019 hingga saat ini.
Setelah direkrut menjadi atlet PON XX Cabor panjat tebing
pada awal 2019 lalu, Bulan Mei 2019 ia mulai serius berlatih di media panjat
tebing milik Kampus Yapis Jayapura.
Sebulan kemudian ia bersama timnya berangkat ke Kota Solo,
Jawa Tengah mengikuti latihan di sana selama satu tahun. Bahkan agar lebih
maksimal latihan, ia pun pindah sekolah di SMK Bakti Karya Solo.
“Waktu direkrut itu Bulan Mei saya pas naik kelas 2. Waktu
itu saya sekolah di SMK Negeri 2 Jayapura. Satu bulan latihan di Kampus Yapis
Jayapura, setelah itu saya pindah sekolah di SMK Bakti Karya Solo selama
setahun dan latihan di sana,” kata anak dari Matatias Pedai dan Barbalina
Uruwaya ini di Timika, Rabu (1/9/2021).
Dalam rangka persiapan PON XX ini, selain berlatih, Putri
sulung dari lima bersaudara yang menghabiskan masa SDnya di SD Negeri Warironi,
Teluk Ampimoi, Serui ini juga mengikuti sejumlah kejuaraan.
Kejuaraan pertama yang diikuti adalah Kejuaraan Nasional
(Kejurnas) Panjat Tebing Kelompok Umur ke XIV 2019.
Kejurnas yang digelar Federasi Panjat Tebing Indonesia
(FPTI) Kalimantan Selatan yang diikuti 27 provinsi ini berlangsung di Kabupaten
Tanah Laut, 28 Juli-8 Agustus 2019.
Di Kejurnas ini ia tidak meraih medali apapun karena baru
dua bulan berlatih panjat tebing. Namun ia mengaku bangga bisa mengikuti semua
nomor yakni speed, lead dan bolder dalam ‘event’ bergengsi ini.
Event kedua yang diikuti di Kampus Institut Seni Indonesia
(ISI) Solo pada tahun 2019 dimana event ini diikuti seluruh sekolah tingkat
SMK/SMK d Kota Solo.
“Saat itu saya tidak juara tapi saya masuk final. Saya juga
lupa waktu itu tanggal bulannya yang pasti itu ajang bergengsi yang diikuti
semua sekolah di Solo,” cerita Nesthy.
Kemudian event Simulasi PON di Bogor pada Bulan November
2020. Di event itu ia berhasil meraih medali perak.
Selanjutnya event persahabatan di Bali pada April 2021 yang
juga dalam rangka PON. Dalam event itu Nesti berhasil masuk babak final
meskipun tidak meraih medali.
Tahun 2020, Nesti pindah lagi ke sekolah sebelumnya di SMK
Negeri 2 Jayapura hingga tamat. Karena sekolah online, ia tetap berada di
Jakarta untuk mengikuti latihan menyambut PON XX ini, saat itu kegiatan latihan
panjat tebing sudah pindah ke Jakarta.
“Jadi untuk persiapan PON ini kami satu tahun latihan di
Solo dan satu tahun latihan di Jakarta,” ujarnya.
Menurut gadis berambut keriting yang menamatkan SMP di
SMP Negeri Warironi Serui dan bercita-cita menjadi dosen ini selama berada
di Timika, ia bersama teman-temannya dari tim Panjat Tebing Kontingen Papua
melakukan latihan rutin setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat untuk semua nomor
yaitu nomor speed, lead, bolder dan combined.
“Setiap kali latihan lamanya dua jam kadang juga lebih,”
kata Nesthy yang mengaku sangat didukung keluarganya mengikuti olahraga panjat
tebing ini.
Ia pun merasa yakin dari semua nomor yang diikuti ini ia
akan mengharumkan nama Papua dengan memboyong dua medali emas.
“Target saya dua medali emas dan saya yakin itu bisa
tercapai,” ujar Nesthy yang berkesempatan melakukan latihan panjat tebing
di hadapan Kapolri, Panglima TNI dan Menpora di Venue Panjat Tebing, di SP2,
Timika, Sabtu (28/8/2021). (Yosefina Dai Dore)
0 komentar:
Posting Komentar