![]() |
Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia, Tony Wenas (kedua dari kiri) saat menggelar press conference di salah satu hotel di Timika, Papua, Minggu (3/10/2021) (Foto:Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) – Selama kurang lebih 54 tahun beroperasi, kontribusi PT. Freeport Indonesia (PTFI) untuk tanah Papua tidak main-main dalam banyak bidang dengan nilai keuangan yang begitu fantastis.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas saat menggelar press conference
mengungkapkan bahwa sejak awal beroperasi, PTFI terus berkomitmen mendorong
sumber daya manusia (SDM) Papua dan hingga saat ini terus ditingkatkan.
Berbicara mengenai peningkatan SDM adalah bagaimana PTFI mendorong SDM yang sehat dan terdidik.
Untuk program pendidikan, PTFI membangun asrama,
sekolah-sekolah dan memberikan beasiswa. Di mana hingga saat ini sudah ada sebanyak
lima bangunan asrama dan kurang lebih 11.000 beasiswa bagi kira-kira 1000 anak
setiap tahunnya.
Bukan hanya di bidang pendidikan, bidang kesehatan juga
sangat penting. Program PTFI di bidang kesehatan salah satunya adalah membangun
satu rumah sakit, di mana untuk masyarakat lokal sejak lebih dari 25 tahun hingga
saat ini berobatnya gratis.
“Intinya sebelum adanya BPJS Kesehatan, PTFI sudah gratiskan
masyarakat untuk berobat mulai dari masuk angin hingga operasi besar,” katanya
di Hotel Mozza usai mengunjungi MSC di Timika, Papua, Minggu (3/10/2021).
Menurut pria kelahiran Jakarta pada 8 April 1962 ini, PTFI
juga mendidik anak-anak muda Papua untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki
skill dengan membuka balai latihan kerja dan program-program latihan lainnya
agar bisa segera bekerja dengan keahlian tertentu.
“Itu yang kami namakan Institut Pertambangan Nemangkawi. Di
institut Nemangkawi ini bukan hanya sekedar magang, tetapi juga ada
insentifnya,” tuturnya.
Hingga saat ini telah hampir 4000 lebih orang yang PTFI
didik di institut Nemangkawi. Anak-anak yang dilatih di institut ini hampir 100
% merupakan anak Papua, yang terserap untuk bekerja di PTFI juga hampir 100 %.
Di samping itu, PTFI juga membuat sebuah program khusus
untuk masyarakat Papua yang telah menjadi karyawan PTFI agar dapat ditempatkan
di posisi-posisi tertentu.
“Nah hasil yang telah kita dapat adalah sekarang kita memiliki
satu orang anggota Direksi asli Papua, Sembilan orang VP asli Papua dan sekitar
50 atau 60 lebih orang Papua menjadi manager. Itu tentunya suatu kebanggaan juga
untuk kami. Itulah cara kami melihat SDM Papua,” katanya.
Selanjutnya, berbicara mengenai infrastruktur, lanjut dia, jika
diingat saat PTFI mulai beroperasi di tahun 1973, boleh dibilang kota Timika saat
itu baru 1000 jiwa, yang saat ini sudah hampir 300.000 jiwa, pembangunan Mimika
banyak dilakukan oleh PTFI.
Untuk infrastruktur lainnya, PTFI membangun lapangan
perintis di punggung gunung Aroanop, dan fasilitas umum lainnya untuk
kepentingan masyarakat seperti rumah tinggal, sekolah, jalan dan ribuan jembatan
dengan jangkauan puluhan kilometer.
“Fasilitas lainnya juga adalah air bersih langsung minum
yang sudah disiapkan, tapi masih menunggu waktu untuk didistribusikan di kota
Timika,” tuturnya.
Kontribusi besar PTFI yang saat ini berkaitan dengan
pelaksanaan PON XX Papua adalah pembangunan Mimika Sport Complex (MSC). MSC
sudah selesai dibangun dan akan diresmikan oleh Menko Marves, Gubernur Papua
dan Bupati Mimika tanggal 5 Oktober 2021.
MSC yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 436 miliar ini
merupakan stadion atletik berskala internasional yang lengkap dengan indoornya
berupa gedung Basket, Voly, Bukutangkis dan fasilitas olahraga lainnya.
“MSC ini salah satu stadion atlet yang terbaik di Indonesia
dan tentunya berskala internasional. Diharapkan selain untuk PON, juga bisa
terus dipakai untuk para atlet maupun calon atlet se-Papua,” katanya.
PTFI juga menjadi sponsor utama pelaksanaan PON XX dan
dukungan lainnya yang jika ditotal hampir setengah triliun rupiah. Ini
menunjukkan bahwa PTFI yang sudah ada di Papua selama 54 tahun adalah bagian
dari Papua.
“Kami sangat bangga. Apalagi melihat tim futsal Papua menang
dan meraih medali emas. Melihat Papua bisa bersaing dengan DKI, Jawa Barat dan
Jawa Timur yang selalu mendominasi PON, rasanya PTFI sangat berbahagia,” tuturnya.
(Acik)
0 komentar:
Posting Komentar