Tokoh intelektual warga tiga lembah, Karel Kum (Foto:SAPA/Acik) |
SAPA (TIMIKA) – Warga tiga lembah yaitu Waa, Tsinga dan Aroanop masih menginginkan Community Development PT. Freeport Indonesia dibubarkan.
Hal ini disampaikan tokoh intelektual warga tiga lembah,
Karel Kum, lantaran dinilai kondisi hidup
warga masih sama dengan 50 tahun yang lalu tanpa perubahan.
Padahal, PT Freeport Indonesia dan Pemerintah menunjukkan
berbagai macam promosi yang sebetulnya tidak menguntungkan masyarakat tiga
lembah yang merupakan wilayah konsensi produksi PTFI.
“Masyarakat ini masih menderita. Khususnya warga tiga lembah
dan masyarakat Amungme pada umumnya termasuk Kamoro. Kami inginkan Community
Development PTFI dibubarkan saja dan itu sudah berulangkali kami minta,” ungkap
Karel, Rabu (20/2021).
Disampaikan bahwa pihaknya menyambut baik pernyataan
Gubernur Papua, Lukas Enembe beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa Freeport
besar di tanah Papua, sehingga Smelter harus dibangun di Papua, bukan di
Gresik. Gubernur pun ancam usir Freeport kalau smelter dibangun di Gresik. Ini
tentunya sangat masuk di akal karena jika harus dibangun di luar Papua, berarti
negara merampas hak kedaulatan Papua mengingat Papua ini bagian dari Indonesia.
“Kami dukung apa yang disampaikan Pak Gubernur itu, tapi
harus serius supaya kesadaran kolektif semua pihak harus ada. Gubernur harus
datang bertemu bersama untuk menemukan siapa masyarakat yang tahu tentang itu
semua,” ujarnya.
Dengan demikian, sebagai kaum intelektual Amungme, pihaknya
mengundang Gubernur Papua agar bisa membicarakan hal itu di Timika.
Community Development PTFI ini sejak lama telah rusak dan
warga tiga lembah berkali-kali meminta agar dibubarkan saja. Dengan demikian,
jika Gubernur katakan usir Freeport maka intelektual tiga lembah lebih
menginginkan Community Development PTFI yang harus dibubarkan, karena tidak produktif
bagi masyarakat lokal.
“Kami menilai komitmen Freeport McMoran itu bagus untuk
pengembangan lokalnya tapi di tingkat implementasi ini gagal semua di berbagai
bidang. Kemudian Freeport bilang kami berhasil. Pertanyaan dari Amungme dan
Kamoro hari ini adalah ukuran keberhasilannya itu apa? Community Development
itu bagian dari PTFI yang mengurus tentang sosial, tapi ngambang saja. Bagaimanapun
kalau masyarakat soroti Freeport gagal, itu karena Community Development.
Intinya kegagalan sistemik. Saya sebagai intelektual menilainya seperti itu,”
ujarnya. (Acik)
0 komentar:
Posting Komentar