Translate

Menuel Jhon Magal: Kalau Papua Bagian NKRI, Smelter Harus Dibangun di Papua

Bagikan Bagikan
Menuel Jhon Magal (Foto:SAPA/Acik)

SAPA (TIMIKA) – Ketua Yayasan Generasi Amungme Bangkit (YGAB), Menuel Jhon Magal menilai kebijakan Pemerintah Pusat yang  membangun Smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik adalah salah dan tidak berpihak kepada orang Papua.

“Membangun Smelter di Gresik itu berarti Pemerintah Pusat salah. Kebijakan itu salah, karena jika Pemerintah Pusat merasa bahwa Papua bagian dari NKRI, maka negara harus berani investasi sesuatu yang jangka panjang dan Smelter itu tidak boleh dibangun di luar Papua tapi harus di Papua,” kata Menuel, Rabu (20/10/2021).

Smelter di Gresik yang lama diperkirakan mengelola kurang lebih 20% sampai 25% tembaga dari PT. Freeport Indonesia. Namun saat ini negara menginvestasi kembali dengan kapasitas yang besar. Padahal lahan tidur di Papua sangat banyak untuk bangun smelter, sehingga Papua pun bisa lebih maju dari berbagai bidang dan penyerapan tenaga kerja pun lebih banyak dan mengurangi pengangguran yang selama ini ada di Papua.

“Di Papua ini banyak pengangguran di Papua baik yang merupakan OAP maupun perantau dari luar Papua. Jadi saya pikir kalau smelter itu dibangun di Papua, maka betul-betul pengangguran tidak ada lagi di Papua. Smelter itu juga bisa untuk mendorong perkembangan pertanian di Papua dengan mengelola pupuk,” ujarnya.

Lebih lanjut, jika dibangun di luar Papua, maka banyak warga Papua yang tidak terakomodir sebagai pekerjanya. Dengan demikian, jangan salahkan jika warga Papua merasa tidak dianggap dan merasa terjajah.

“Ini faktanya tidak bagus karena sumber daya alam di suatu tempat dibawa keluar. Walaupun kita ini satu wilayah Indonesia tapi ada kesan yang tidak baik kalau sampai smelter itu dibangun di luar Papua,” jelasnya.

Untuk hal itu, Pemerintah Pusat diharapkan bisa berpikir Kembali. Pemerintah harus membuat Mimika menjadi Indonesia mini karena merupakan sumber tambang.

“Kalau Presiden ingin memajukan Papua, maka harus berani mengambil keputusan agar smelter itu dibangun di Papua,” katanya. (Acik)

Bagikan ke Google Plus Bagikan ke WhatsApp

0 komentar:

Posting Komentar