Antusias Pedagang Mama Papua di wilayah Distrik Wania untuk menempati lapak yang disediakan di Gedung pasar Sp4 jalan Yossudarso (Foto:SAPA/Jefri) |
SAPA (TIMIKA) - Pedagang mama-mama Papua ribut saat pembagian lapak pasar di Sp4 Distrik Wania, Sabtu sore (23/10/2021).
Dari pantauan Salam Papua, pedagang mama Papua berebutan menjual
di lapak paling depan dan sebagian ribut lantaran tidak mendapatkan lapak. Ada
juga yang menolak berjualan di dalam gedung tersebut dan memilih berjualan di
pinggir jalan.
Kepala Distrik Wania, Richard Wakum menjelaskan bahwa semua
pedagang mama-mama Papua yang selama ini berjualan di area perempatan Sp1-Sp4
telah didata, sebanyak kurang lebih 130 pedagang mama Papua.
Lapak yang tersedia saat ini sebanyak 42 lapak. Setiap lapak
dibagi dua sehingga bisa ditempati 84 pedagang.
"Soal ribut tadi itu hal biasa, tapi kita bicara
baik-baik dengan mama-mama dan mereka semua mau berjualan di bangunan yang
telah disediakan, dan kita akan tambah lagi lapak. Bagi mereka yang belum
mendapatkan lapak, bisa berjualan di area sekitar pasar tapi tidak dipinggir
jalan," ungkap Richard.
Dikatakan, Pemerintah membangun pasar khusus pedagang Papua,
agar mereka tidak lagi berjualan di pinggir jalan dan bisa terhindar dari panas
dan hujan.
"Selama ini pedagang Papua jualan di pinggir jalan,
hujan dan panas mereka tadah hanya untuk mencari kehidupan. Kita tidak mau
mereka jualan di pinggir jalan lagi karena banyak resikonya dimana mama-mama
harus kena panas dan hujan. Kita pentingkan kesehatan mereka, kasihan mereka
jualan hanya untuk kepentingan hidup, kita mau jaga mereka tetap sehat dengan
menjual di dalam gedung," kata Richard.
Bangunan pasar tersebut telah dibangun sejak 4 tahun silam namun
baru difungsikan sekarang.
"Waktu membantu gedung pasar ini sudah diserahkan
kepada pihak Distrik untuk mengelola, namun masalah lahan sehingga pasar ini
tidak difungsikan. Ketika saya menjabat sebagai Kepala Distrik Wania, saya
koordinasi dengan pihak pemilik lahan dan Dinas Perdagangan dan Pertanian untuk
membereskan masalah tersebut, dan akhirnya ada kesepakatan bangunan boleh
dipakai walaupun pembayarannya belakangan," terangnya.
Richard memastikan Distrik Wania siap mengelola pasar
tersebut dengan baik karena pasar tersebut kini telah menjadi tanggungjawab
Distrik Wania.
Sementara bangunan pasar di sp1 yang telah dibangun beberapa
tahun silam, Richard mengatakan, bangunan tersebut sudah tidak layak digunakan
lagi.
"Bangunan pasar di sp1 itu selain tidak bisa digunakan
lagi, kita juga pertimbangkan pasar itu dekat sekolah, Puskesmas juga rumah
ibadah kalau kita operasikan pastinya akan ganggu aktivitas di sana terutama
ibadah," ujarnya.
Sementara itu Plt. Kepala Disperindag Mimika, Petrus Pali
Ambaa menyampaikan bahwa setelah bangunan pasar Sp4 difungsikan pihaknya
mengupayakan beberapa bangunan pasar yang telah dibangun di beberapa Distrik di
Wilayah kota untuk difungsikan juga.
"Harapan kita bangunan pasar yang sudah dibangun di setiap
Distrik bisa difungsikan sehingga bangunannya tidak mubasir," kata Petrus.
Dikatakan, sebagian besar bangunan pasar yang telah dibangun
terkendala masalah pembebasan lahan. Tidak hanya itu, Petrus menilai para
kepala Distrik juga tidak proaktif dalam menangani masalah pasar di setiap
wilayahnya.
"Bangunan Pasar yang telah dibangun di setiap Distrik
itu sebenarnya telah diserahkan kepada setiap Distrik untuk mengelola tapi
sampai sekarang tidak ada pergerakan atau upaya dari mereka," terangnya.
(Jefri Manehat)
0 komentar:
Posting Komentar