Yulius Uwe, Atlet Dasalomba yang dijuluki “Superman dari belukar” yang direkrut PT. Freeport Indonesia menjadi penanggungjawab prestasi di Mimika Sport Complex (Foto:SAPA/Abeth) |
SAPA (TIMIKA) - Yulius Uwe, Atlet Dasalomba yang dijuluki “Superman dari belukar” ini pensiun dari olahraga atletik yang telah membesarkan namanya di tingkat nasional dan internasional pada tahun 1993, kini direkrut PT. Freeport Indonesia (PTFI) menjadi penanggungjawab prestasi di Stadion Mimika Sport Complex (MSC).
Ia mengisahkan, awal mula kehidupannya sejak pensiun dari
atlet hingga direkrut PTFI, cita-citanya membawa generasi Papua menjadi
atlet-atlet sukses, meskipun tantangan sekarang jauh lebih berat daripada
tantangan saat jamannya dulu.
Kepada Salam Papua di Stadion MSC, Senin (9/8/2021) lalu, ia
mengatakan bahwa saat aktif menjadi atlet masih bisa menikmati hidup dengan
bagus, tapi setelah pensiun ia bingung dengan arah hidupnya.
“Yang saya alami ini dialami juga atlet-atlet di jaman saya,
setelah pensiun kita bisa jadi pengemis. Kita bingung arah hidup kita ke depan
bagaimana,” katanya.
Menurutnya, pada tahun 1993 saat mengikuti SEA Games di
Singapura, dirinya berhasil memecahkan rekor dan Indonesia membawa medali emas,
namun setelah itu ia mengundurkan diri dan kembali ke Timika.
Di Timika, ia sempat membuka klub atletik, tepatnya di
Timika Indah dan mendapat perhatian dari PT. Freeport Indonesia.
Selain mengelola klub atletik itu, ia tidak memiliki
pekerjaan alias menganggur sehingga memilih terjun ke dunia politik dan
bergabung dengan salah satu Partai besar di Indonesia.
Kemudian pada tahun 2016, PTFI merekrutnya bergabung di MSC
dan menjadi penanggungjawab prestasi.
Memikul tanggung jawab itu, ia bercita-cita mengembalikan
atlet-atlet Papua yang pernah berjaya di skala nasional maupun internasional,
serta memunculkan atlet-atlet baru yang bisa melegenda seperti dirinya.
Karena menurut dia, PTFI sudah mendukung dengan menyediakan
fasilitas stadion MSC kelas internasional lengkap dengan penginapan atlet.
“Jadi dengan kehadiran Stadion MSC ini memberi motivasi
bagaimana ke depan bisa muncul atlet-atlet melegenda dari Papua untuk bisa
tampil di Stadion MSC yang berkelas internasional ini, dan juga bisa
mengembalikan atlet-atlet Papua yang pernah berjaya di tingkat nasional dan
internasional ini,” kata Putra dari Honoratus Uwe dan Agnes Samkakay ini.
Putra asli Mimika kelahiran Kaokonao 12 Januari 1965 ini mengatakan, saat direkrut PTFI, ia langsung mempersiapkan
dirinya dengan baik, karena untuk membalas PTFI dalam membangun stadion
internasional ini tidak cukup dengan kalimat ucapan terimakasih tapi dengan
prestasi.
Selain itu menurut Yulius, yang paling berat baginya bukan
soal juara atau soal rekor yang dipecahkannya sebanyak tiga kali pada SEA
Games, tapi soal kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk membakar obor SEA
Games di Jakarta pada tahun 1987.
Ia mengaku memiliki tanggung jawab besar karena
sebagai putra Papua pertama yang diberikan kesempatan membakar obor SEA Games.
Obor itu membawa terang dan penyulutan obor SEA Games hanya
dilakukan atlet berkharisma sehingga di usia senjanya ini, ia ingin menjadi
terang dan membakar semangat atlet-atlet muda untuk berprestasi. Apalagi dengan
adanya fasilitas stadion MSC yang megah, ia semakin bersemangat.
Ia menyebutkan stadion berstandar internasional seharusnya
ada di Provinsi tapi menjadi sangat luar biasa karena MSC ada di Kabupaten
Mimika.
“Tuhan sudah menunjuk tempat ini, stadion MSC yang megah dengan standar internasional, lengkap dengan penginapan atlet. Tantangan berat bagi saya pribadi untuk membayar apa yang sudah Freeport buat ini dengan prestasi, dengan membina dan membakar semangat atlet-atlet muda untuk beprestasi dan layak tampil di stadion ini,” tuturnya.
Seperti diketahui, Yulius Uwe bersama tiga atlet nasional lainnya dipercayakan membawa Api PON XX Papua ketika tiba di Timika pada 28 September 2021 lalu. (Yosefina/Jimmy Rungkat)
0 komentar:
Posting Komentar