Salah satu rumah warga Amar yang rusak akibat banjir rob beberapa waktu lalu. (Foto-Istimewa) |
SAPA (TIMIKA) - Sebanyak tiga rumah warga di Distrik Amar, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua rusak parah akibat banjir rob atau banjir yang disebabkan air laut pasang, sehingga saat ini mereka masih mengungsi di rumah keluarga.
Kepala Distrik Amar, Albert Tsolme kepada Salam Papua via telepon
seluler, Kamis (27/1/2022) mengatakan tiga rumah warga yang rusak parah itu
perlu pembangunan baru dan juga ada 3 rumah warga yang rusak ringan perlu
direnovasi.
Selain itu ada juga tiga dapur warga yang perlu dibangun ulang karena
rusak parah.
Saat ini, kata dia warga yang terkena dampak musibah banjir tersebut
membutuhkan material untuk bisa membangun kembali dan merenovasi rumah
yang telah rusak.
"Kalau soal bantuan bahan makan dan pakaian layak pakai kita sangat
berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Mimika, Baznas serta kerukunan-
kerukunan yang ada di Timika atas kepedulian dan bantuan kepada masyarakat yang
terkena dampak bajir," terang Albert.
Ia berharap ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Mimika untuk membangun
kembali dan merenovasi rumah warga yang rusak. Selain itu perlu pembangunan
talud yang bisa menahan air laut yang meluap.
Sebelum terjadi musibah itu, kata Albert ia telah mengusulkan pembangunan
talud untuk mengantisipasi banjir karena air laut pasang namun usulan tersebut
tidak diakomodir.
"Kita sudah melihat potensi banjir rob makanya kita mengusulkan
pembangunan talud pada tahun 2020 tapi tidak diakomodir, dan pada akhirnya apa
yang masyarakat khawatirkan terjadi. Selain talud perlu juga
pembangunan bronjong sepanjang 400 meter," kata Albert.
Ia mengatakan di Distrik Amar memiliki enam kampung yakni Kampung Ipiri,
Paripi, Yaraya, Amar, Kawar dan Kampung Manuare.
Dari enam kampung ini baru tiga kampung yang menggunakan listrik yakni
Kampung Ipiri, Paripi dan Kampung Yaraya, sementara tiga kampung lainnya belum
menggunakan listrik.
Selain itu masyarakat Amar juga membutuhkan jaringan telekomunikasi.
Menurutnya sudah ada survei yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk
pembangunan Base Transceiver Station (BTS) namun belum ada gambaram jelas kapan
realisasi pembangunannya.
"Kita berharap secepatnya dibangun karena masyarakat sangat
mengharapkan itu dan selalu menjadi kerinduan mereka," kata mantan Kepala
Distrik Jila ini. (Jefri Manehat)
0 komentar:
Posting Komentar