Ketua Pengurus Pusat Perbasi, Danny Kosasih (kameja merah) foto bersama tim Happy Ballers (Biru) dan 10 pemain terbaik IBF Timika Series. (Foto-SAPA/Jefri) |
SAPA (TIMIKA) - Venue Basket Mimika Sport Compleks (MSC) yang dibangun PT Freeport Indonesia (PTFI) harus bisa melahirkan atlet-atlet profesional.
Hal tersebut disampaikan penyanyi Udjo dari Grup Vokal Project Pop, yang
juga sebagai salah satu pendiri Happy Ballers yang merupakan klub basket yang
beranggotakan sederet selebriti macho dan cantik ini, usai tampil di Indonesia
Basketball Festival (IBF) Timika Series di GOR MSC, Rabu (12/1/2021).
Menurutnya GOR MSC yang dibangun Freeport menjadi bagian dari sejarah
pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada tahun 2021 lalu,
untuk itu harus melahirkan pebasket profesional yang akan mengharumkan
nama Papua dan bangsa Indonesia.
"Tempat ini (MSC-red) sudah menjadi bagian dari sejarah PON XX
Papua, dan tempat ini harus melahirkan pebasket nasional yang
profesional. Fasilitas yang ada ini sudah lebih dari cukup oleh karena harus
lahir atlet profesional dari Papua khususnya Mimika," kata Udjo.
Menuurutnya sarana atau fasilitas yang dibangun
harus diikuti dengan program yang berkesinambungan.
Dia berharap fasilitas yang ada bukan hanya untuk
pelaksanaan event-event tertentu saja melainkan harus melahirkan atlet-atlet
muda berbakat.
Fasilitas yang tidak diikuti dengan program yang
berkesinambungan maka tidak dapat melahirkan atlet muda.
“Pemerintah , Freeport juga pihak terkait harus
menjadikan MSC sebagai tempat embinaan atlet yang siap menjadi atlet
profesional, jika hal itu dilakukan percaya banget banyak atlet Papua yang
terlahir," kata Udjo.
Menurutnya banyak kegiatan olahraga saat
ini dimulai dari Papua karena banyak potensi yang ada di Papua dari berbagai
bidang olahraga termasuk basket.
"Kalau basket memang belum banyak tapi sudah
ada, sehingga dengan adanya IBF dan Papua telah sukses menjadi tuan rumah PON
XX itu menandakan Indonesia punya harapan besar mencari bibit di Tanah
Papua," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Pengurus Pusat Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Danny Kosasih menilai kemampuan dan
keahlian pebasket asli Papua tidak diragukan lagi, hanya saja kurang jam
terbang.
“Orang selalu bicara Jakarta lebih bagus karena
mereka banyak kompetisi sedangkan di Papua masih minim kompetisi,” ujarnya.
Menurut dia kemampuan pemain-pemain basket dari
Papua tidak kalah dengan pebasket yang ada di Jakarta namun kurang jam
terbang. Jika mereka mempunyai talenta dan permainan yang bagus namun tidak
pernah sparing di luar daerah membuat mereka tidak akan berkembang.
“Jika mereka terus dilatih maka mereka akan terus terasah dan punya
banyak jam terbang yakinlah atlet Papua akan menjadi kekuatan yang
menakutkan," kata Danny.
Ia juga menyarankan agar ada pertandingan rutin yang
digelar di Mimika untuk terus mengasah kemampuan dan keahlian atlet.
"Kalau saya sih sarankan setiap minggu ada
pertandiangan biar bakat anak-anak lebih matang, kalau perlu yang bagus dikirim
ke luar Papua atau dititipkan di satu daerah untuk ikut kompetisi. Saya lihat
cara bermain anak-anak Papua itu level kelas atas dan mereka main sangat rapi
tapi kembali lagi mereka kurang jam terbang," ujar Danny.
Ia juga berharap Perbasi Mimika bersama
Pemerintah Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia serta pihak terkait mulai
mengadakan mini basket di Mimika untuk membina anak usia 12 tahun kebawa.
Untuk mini basket saat ini baru ada di Jogja, Semarang, Madura dan Medan.
“Kalau anak Papua dibangun sejak kecil itu akan
menguntungkan Papua, karena saat ini Perbasi lebih banyak melirik ke Papua
makanya IBF berawal dari Papua," kata dia.
Danny juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten
Mimika dan PT Freeport Indonesia yang senantiasa memberi dukungan
terhadap atlet- atlet di Papua. (Jefri Manehat)
0 komentar:
Posting Komentar