Pembukaan Pelatihan Kemampuan Binmas Noken Bagi Personel Brimob Satgas Preventif OPS Damai Cartenz Tahun 2022 (Foto:SAPA/Acik) |
SAPA (TIMIKA) – Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Dr. Eko Rudy Sudarto berharap agar Brimob Satgas Ops Damai Cartenz ikut mendorong pengembangan pertanian bersama masyarakat di sektor tugas masing-masing se-Papua.
Hal ini disampaikan Brigjen Eko kepada puluhan personel
Brimob pada pembukaan Pelatihan Kemampuan Binmas Noken Bagi Personel Brimob
Satgas Preventif OPS Damai Cartenz Tahun 2022 yang dilaksanakan di lahan Binmas
Noken Polres Mimika, di Irigasi Timika, Jumat (28/1/2022).
Diharapkan kehadiran kurang lebih 1000 personel Brimob
Satgas Damai Cartenz bisa memberikan warna bagi Papua yang sebenarnya sudah
hijau dan subur supaya menjadi lebih produktif dalam konteks food jungle.
Disampaikan, pada prinsipnya dalam menjalankan tugas, Satgas
Preventif Damai Cartenz telah di atas 80 persen menerapkan soft approach
policing. Jadi pendekatannya dilakukan dengan cara-cara humanis. Jika tidak
bisa, dilakukan lagi dengan upaya ajakan, imbauan dan yang lainnya.
“Ini adalah operasi damai Cartenz yang pertama, karena
pengalihan dari Damai Nemangkawi ke Damai Cartenz di periode ini. Dan fokus
dari Damai Cartenz ini adalah soft approach policing. Saya sudah kunjungi semua
wilayah di lima sektor itu. Saya sangat kagum dengan alamnya dan memang benar
bahwa salah satu paru-paru dunia itu adanya di Papua. Makanya yang diharapkan
semua anggota Binmas Noken harus terus mengembangkan enterpreneurship dalam
bidang pertanian, peternakan dan perikanan,” kata Wakapolda Papua.
Dia mengungkapkan, perlu diapresiasi adanya Kapolres Mimika
yang sangat kreatif mengatur dan mengakomodir bahwa tanah di Timika ini tidak
akan berfungsi kalau tidak difungsikan dengan baik.
“Saya di Timika tahun 1998 dan belum punya kemampuan seperti
Kapolres yang sekarang. Jadi di tahun itu, di sini masih hutan belantara saja
di kiri dan kanan. Begitu saya kembali ke Timika di tahun 2020 sangat luar
biasa perubahannya di lahan ini sudah digarap menjadi berbagai model, baik
pertanian, peternakan dan perikanan,” ujarnya.
Sementara itu, Kasatgas Preventif OPS Damai Cartenz 2022, Kompol
Jhoni Afrizal Syahrifudin mengatakan, pelatihan ini bermaksud untuk mematangkan
keterampilan dan kemampuan semua personel Satgas Preventif. Personel di dalam
Lapraops sudah dilatih, akan tetapi penyesuaian di daerah latihan harus juga
dilaksanakan.
Diketahui bahwa selain penebalan pengamanan, tugas-tugas
preventif adalah tugas pengemban turjawali, tapi dengan adanya kegiatan Binmas
Noken ini, maka harapan pimpinan Korps Brimob bisa membantu Satgas Noken.
“Jadi kami berupaya juga dengan semaksimal mungkin agar
rekan-rekan dari Preventif ini bisa berinovasi membangun dan melaksanakan
kegiatan program Binmas noken ini. Yang hadir dalam pelatihan ini sebanyak 49
personel dari lima sektor yaitu Nduga, Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Puncak
dan Yahukimo. Mereka ikuti pelatihan dua hari. Jadi setelah pelatihan semuanya akan
kembali ke sektor masing-masing untuk melakukan kegiatan Binmas Noken. Terimakasih
kepada Kapolres telah memfasilitasi pelatihan ini,” ungkapnya.
Sedangkan Kapolres Mimika, AKBP I Gusti G. Era Adhinata
menyampaikan, lahan yang saat ini ada
sebelumya merupakan kompleks Cartenz PAM, kemudian tahun 2019 diubah dan
berdiri pusat pelatihan pertanian, peternakan, perikanan dan yang lainnya.
“Warga SP7 (Timika) yang merupakan suku Dani yang kami
libatkan dalam pelatihan selama ini. Puji Tuhan sudah ada beberapa di antaranya
yang aktif dan sudah produktif,” kata Era.
Sejak awal berdirinya, salah satu yang dikembangkan adalah
ayam petelur. Motivasinya adalah agar di Timika tidak lagi mengonsumsi telur
dari luar. Kedua adalah pengembangan peternakan ayam kampung, sehingga bisa memproduksi
sendiri, baik untuk kebutuhan dalam wilayah Timika ataupun dikirim ke daerah
lainnya di Papua. Dengan adanya produksi ayam kampung di Timika, maka harganya pun
semakin murah hingga Rp 60 ribu per-ekor.
Untuk bidang pertanian, semua jenis buah-buahan telah ditanam. Bahkan beberapa jenis tanaman yang telah dipanen. Sedangkan untuk jenis tanaman buah-buahan langka saat ini sementara dicoba. Salah satunya adalah buah lengkeng.
Permasalahan utama pertanian di Timika yaitu tanah. Kemudian
permasalahan lainnya ketergantungan pada pupuk kimia. Karena itu, juga
diberikan pelatihan pengolahan pupuk kompos, pupuk kandang dan pupuk organik
cair.
“Sekarang ini masyarakat di Timika sebagian besar tidak
tergantung pada pupuk kimia. Kita di sini juga mengembangkan pengelolaan pupuk
kandang, kompos dan organik. Memang belum seberapa hasilnya, tapi yang jelas
sudah bisa membantu,” ujarnya. (Acik)
0 komentar:
Posting Komentar