Translate

Menggantikan Anis Natkime, Agus Natkime Komitmen Perhatikan Kesejahteraan Masyarakat Tiga Kampung

Bagikan Bagikan

Kepala Suku Besar 7 Suku, yakni Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku di wilayah Mee Pago,  yakni Suku Dani, Damal, Mee, Nduga dan Suku Moni, pada P2MA-PTP, Agus Natkime (baju kuning garis-garis) berpose bersama keluarga besar Natkime pada acara bakar batu di Kompleks Pemukiman Keluarga Natkime, Mile 32. (Foto-SAPA/Jefri)

SAPA (TIMIKA)
- Keluarga besar Natkime menggelar acara bakar batu pada Kamis (3/2/2022) di Kompleks Pemukiman Keluarga Natkime di Mile 32, Timika, Papua, dalam acara syukuran terpilihnya Agus Natkime sebagai Kepala Suku Besar 7 Suku, yakni Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku di wilayah Mee Pago,  yakni Suku Dani, Damal, Mee, Nduga dan Suku Moni, pada Pusat Pengendali Masyarakat Pegunungan Tengah Papua (P2MA-PTP) menggantikan Almarhum Anis Natkime. 

Dalam kesempatan itu Agus mendengarkan masukan- masukan dari tua-tua adat, juga kaum milenial sebagai generasi penerus. 

Setelah mendapatkan amanah menggantikan Almarhum, Agus Natkime berkomitmen memperhatikan kesejahteraan keluarga besar Natkime beserta masyarakat tiga Kampung yakni Kampung Banti 1, Banti 2 dan Kampung Opitawak sebagai pemilik hak Ulayat yang berada di  area pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI). 

Menurutnya keluarga besar Natkime beserta masyarakat tiga kampung perlu mendapat perhatian lebih dari PTFI pasalnya selama kemimpinan Anis Natkime juga kemimpinan sebelumnya, keluarga besar Natkime serta masyarakat tiga kampung kurang diperhatikan. 

"Selama kepemimpinan Kakak saya sampai dipanggil Sang Pencipta, almarhum tidak meninggalkan harta apapun untuk generasinya, almarhum hanya meninggalkan sejuta kebahagiaan bagi orang lain yang memanfaatkan kepemimpinannya sedangkan generasinya menderita," ungkap Agus. 

Acara bakar batu pada acara syukuran terpilihnya Agus Natkime sebagai Kepala Suku Besar 7 Suku, yakni Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku di wilayah Mee Pago,  yakni Suku Dani, Damal, Mee, Nduga dan Suku Moni, pada P2MA-PTP di Mile 32. (Foto-SAPA/Jefri)
Hal yang sama juga disampaikan Tokoh Masyarakat Amungme, Janes Natkime. 

Ia mengatakan Almarhum Anis Natkime tidak meninggalkan harta apapun kepada generasinya. 

Walaupun namanya begitu luar biasa di kalangan masyarakat nasional  bahkan dunia namun Anis tidak memiliki harta yang bisa disumbangkan untuk generasinya. “Anis hanya memiliki hati yang begitu besar mencintai masyarakat," ungkap Janes. 

Selama kepimpinannya Anis selalu memberikan jalan kepada orang lain untuk mencapai kesuksesan namun setelah itu menghilang. Selama ini Anis memberikan tandatangannya untuk sauatu posisi baik itu di PTFI maupun pada Pemerintah tapi tidak ada timbal balik bagi dirinya dan generasinya. “Menurut saya Anis hanya dimanfaatkan,” ujarnya. 

Hal itu, lanjut dia menjadi pelajaran penting bagi keluarga besar Natkime. Janes berharap dengan adanya kemimpinan baru, Agus Natkime bisa lebih memperhatikan  kesejahteraan keluarga besar Natkime beserta masyarakat 3 kampung. 

"Kami tidak akan mengikuti langkah- langkah dari Almarhum yang membuka hati kepada setiap orang yang datang namun kemudian hanya mengambil manis dan sepanya dibuang. Kami tidak mau lagi hal itu terjadi yang pada akhirnya generasi kami tidak sejahtera," kata Janes. 

Kini generasi Natkime serta masyarakat tiga kampung banyak menyandang gelar sarjana, untuk itu sebagai masyarakat pemilik hak Ulayat harus dilibatkan dalam pembangunan baik itu didalam PTFI maupun pada Pemerintah Kabupaten Mimika. 

Keluarga besar Natkime juga meminta PTFI mengembalikan Departemen Community Development yang biasanya memfasilitasi SDM didalam PTFI. Janes menambahkan Setelah Community Development ditutup pekerjaan-pekerjaan yang diperuntukan bagi masyarakat termasuk para kepala suku sudah tidak ada lagi. 

"PTFI harus mengembalikan Departemen Community Development kepada masyarakat tiga kampung yang mana masyarakat  sendiri yang mengelolanya sendiri," ujarnya. 

Disamping itu Dominggus Natkime, yang juga sebagai Tokoh Masyarakat Amungme menegaskan kepada PTFI agar memberikan perhatian yang serius kepada keluarga besar Natkime beserta masyarakat tiga kampung sebagai pemilik hak Ulayat. 

Pada awal mula PTFI beroperasi 'menurutnya' terjadi kesepakatan antara PTFI bersama masyarakat pemilik hak ulayat. Kesepakatannya diibaratkan tanam pohon bersama kalau nanti berbuah dipanen sama- sama, namun pada kenyataannya masyakarat pemilik hak ulayat tidak pernah menjadi penikmat. 

“Jadi PTFI perlu duduk bersama dengan masyarakat pemilik hak ulayat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (Jefri Manehat)

Bagikan ke Google Plus Bagikan ke WhatsApp

0 komentar:

Posting Komentar