Translate

Warga Tembagapura akan Gelar Syukuran Setahun Kembali ke Kampung Usai Dievakuasi ke Timika

Bagikan Bagikan

Mama Martina (tengah) didampingi dua dua rekannya dari Distrik Tembagapura mendatangi redaksi Salam Papua. (Foto-SAPA/Acik)

SAPA (TIMIKA)
- Warga Kampung Banti I,Banti II, Opitawak dan Kimbeli, Distrik Tembagapura akan menggelar syukuran bersama kembali ke kampung mereka setelah dievakausi ke Timika, saat insinden kontak tembak antar KKB dan aparat keamanan pada Maret 2020 lalu. 

Tokoh Perempuan dari Distrik Tembagapura,  Martina Natkime mengatakan bahwa syukuran secara besar-besaran itu akan diselenggarakan tanggal 19 Februari 2022. 

“Kami harus mengucap syukur karena kami sudah pulang ke kampung kami. Makanya saya datang ke Timika untuk bawa undangan sekaligus permohonan bantuan dari semua pihak,” kata Martina saat mendatangi redaksi Salam Papua di Jalan Elang, Timika, Papua, Selasa (8/2/2022). 

Ia menyampaikan saat terjadi kontak tembak di tahun 2020, terpaksa seluruh warga tinggalkan kampung dan tinggal di kota Timika selama setahun. 

Selama tinggal di Timika, warga dibuatkan posko di Jalan C. Heatubun akan tetapi  kurang lebih 31 orang yang meninggal dunia lantaran sakit. 

Menurutnya sakit yang diderita warga ini juga karena  stres merasa tidak cocok tinggal di Timika. 

“Mereka merasa berat dengan perubahan cuaca, biaya hidup yang serba mengeluarkan uang. Saat di kampung kami berkebun makan dan minum semuanya gratis. Namun saat tinggal di Timika semuanya berubah dan mau bikin apa-apa harus ada uang. Itu sampai ada 31 orang yang meninggal,” katanya. 

Merasa berat untuk tetap tinggal di Timika, ia dan warga lainnya menuntut agar dipulangkan ke kampungnya sehingga terpaksa melakukan aksi palang jalan. 

 “Sebelum  PT Freeport, pemerintah dan yang lainnya ada, Tuhan telah menempatkan kami di kampung halaman masing-masing dan kami merasa lebih aman hidup di atas tanah kelahiran kami. Karena kami sudah bisa kembali tinggal tenang dan bahagia di kampung halaman kami sehingga kami merasa perlu menggelar syukuran dan acara adat bakar batu,” ungkapnya.

Untuk acara tersebut, lanjut dia undangan telah diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia termasuk beberapa stakeholder lainnya. 

Pihak-pihak ini diharapkan bisa membantu agar acara tersebut bisa terlaksana. 

“Kami harus bersyukur kepada Tuhan bahwa kami semua sudah kembali menikmati hidup di atas tanah yang Tuhan tempatkan untuk kami. Memang rumah-rumah masih ada yang belum dibangun kembali, tapi  ada Freeport yang perhatikan,” ujarnya. (Acik)

Bagikan ke Google Plus Bagikan ke WhatsApp

0 komentar:

Posting Komentar