![]() |
Plt Bupati Mimika Johannes Rettob (Foto:salampapua.com/Yosefina) |
SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pelaksana Tugas Bupati Mimika, Johannes Rettob menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan pimpinan semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika di ruang rapat Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mimika, Selasa (27/9/2022).
Jhon Rettob saat ditemui awak media usai pertemuan tertutup
itu menjelaskan Rakor tersebut sifatnya tentang evaluasi dan monitoring pekerjaan yang sudah dikerjakan sejak awal Tahun
2022 sampai sekarang.
“Kemudian kita lihat apa yang kita perlukan lagi yang harus
kita kerjakan dan bersifat urgensi, di akhir tahun pekerjaan yang akan
dimasukkan dalam APBD Perubahaan. APBD Perubahan sudah jadi tapi ada beberapa
perubahan-perubahan yang yang disesuaikan dengan kondisi,” kata John.
Ia menyebutkan dalam Rakor itu dibahas juga terkait dengan
masalah-masalah yang dihadapi OPD-OPD agar bisa ditindaklanjuti pada Tahun
2023. Selain itu juga pembahasan terkait dengan langkah-langkah yang harus dibuat untuk menghadapi Tahun 2023-2024
dan juga terkait dengan Pemilu.
“Kita harus siap
terkait dengan Pemilu terutama di data penduduk dan lain-lain, itu saja,” ungkapnya.
Kemudian terkait dengan penyerapan anggaran, dirinya mengaku
sedikit emosi saat pembahasan itu. Pasalnya, rata-rata penyerapannya bervariasi
ada masih 20 persen tapi fisik rata-rata ada yang bisa sampai 80 persen.
“Terkait dengan keuangan saat ini kondisi kita 32 persen
realisasi keuangan, tapi kita lagi gas ini supaya bisa segera dicairkan dan
diproses untuk pelaksanaan realisasi keuangan. Tapi kan realisasi keuangan ini
sangat tergantung dengan progres fisik
di lapangan. Jadi kurang lebih begitu kalau bicara rata-rata fisik, pembangunan
sudah rata-rata 55 persen, kalau kita tadi hitung rata-rata keuangannya
masih 37 persen,” terang Wakil Bupati
Mimika ini.
Ia menyebutkan untuk APBD Perubahaan ini ada penambahan
anggaran kurang lebih Rp700 miliar sehingga pihaknya mencoba melakukan rasionalisasi.
“Rasionalisasi ini
kalau ternyata berlebihan maka kita simpan sebagai dana untuk biaya-biaya tak
terduga. Kalau biaya-biaya tak terduga ini untuk pencairannya tidak bagus kalau
nilainya lebih besar. Waktu kemarin kita menambah Rp 700 miliar karena kemarin
rencananya banyak tapi sekarang kita masih rasionalisasi,” ujarnya.
Wartawan: Yosefina
Editor: Jimmy
0 komentar:
Posting Komentar