![]() |
Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng,S.Sos foto bersama warga di kampung Aingogin Aroanop (Foto:salampapua.com/Acik) |
SALAM PAPUA (TIMIKA) – Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng,S.Sos melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) ke kampung Jagamin Aroanop dan kampung Aingogin Aroanop, Distrik Tembagapura, Jumat (15/10/2022).
Dalam Kunker kali ini, warga kampung Jagamin Aroanop dan
kampung Aingogin Aroanop, Distrik Tembagapura mengeluhkan putusnya tiga
jembatan penghubung antar kampung dan sebagai akses ke kebun.
Jembatan gantung yang dibangun PT Freeport Indonesia (PTFI)
tersebut putus pada tahun 2021, saat
terjadi longsor beberapa tahun lalu. Akibatnya, banyak korban jiwa di kedua
kampung saat hendak menyeberang sungai serta ibu-ibu Lansia banyak yang
meninggal dunia akibat selalu memikul beban dari kebun menempuh perjalanan yang
jauh.
“Kami jadi kesusahan mau ke kampung lain atau ke kebun. Naik
turun cari jalan tikus sudah capek. Harus melewati jurang di kiri dan kanan.
Selama 5 tahun tidak ada kejelasan dari Pemkab Mimika dan PTFI untuk
pembangunan jalan dan jembatan,” ungkap Kepala Suku Jagamin, Thomas Omaleng.
Mewakili warganya, Thomas berharap Pemkab, DPRD dan PTFI bersama-sama membangun jalan dan jembatan dimaksud. Pemkab dan PTFI diminta untuk serius memperhatikan Aroanop dari kepala air hingga ke muara, karena selain Jagamin dan Aingogin, juga ada kampung lainnya di wilayah Aroanop.
Semua warga di masing-masing kampung, saat ini tidak lagi
bisa berbaur atau saling mengunjungi lantaran jembatan putus dan jalan yang
belum dibangun.
“Pemkab itu Bupatinya ada. Kenapa tidak datang ketemu
warganya? Pemkab harus sama-sama dengan Freeport perhatikan warga di tiga
desa,” katanya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Kepala Suku kampung
Aingogin Aroanop, Philipus Bukaleng. Disampaikan bahwa, ada tiga jembatan yang
dulu dibangun PTFI, akan tetapi saat ini tiga jembatan itu telah rubuh akibat
longsor dari kepala air.
“Kami bangga dan senang, karena dulu PTFI sudah bangun
jembatan itu, tapi sekarang ini sudah roboh. Kami sekarang susah mau pergi
ambil makanan di kebun. Makanya kami minta tolong supaya PTFI lihat kembali
jembatan itu,” kata Philipus.
Philipus menegaskan, untuk pembangunan jembatan dan jalan
tidak hanya tanggungjawab PTFI, tapi juga harus melibatkan Pemerintah.
“Persoalan longsor dan jembatan roboh itu sudah sering
diberitakan di media, tapi PTFI dan Pemerintah pura-pura tidak tahu,” tegasnya.
Selain persoalan jembatan dan jalan, Pemerintah dan PTFI juga
diminta mengaktifkan kembali helikopter pengangkut bahan makanan (Bama) atau
sembilan bahan pokok (Sembako) yang sebelumnya aktif melayani masyarakat. Kalau
bisa, Helikopter pengangkut Bama itu aktif melayani masyarakat dua kali dalam
seminggu.
“Helikopter untuk angkut barang yang biasa gunakan net itu
harus aktif kembali. Kalau digabung Bama
dan penumpang yang pesawat kecil itu tidak cukup,” tutur Philipus yang juga
didukung oleh Tokoh Masyarakat Aingogin,
Malaka Beanal dan Kepala Kampung Aingngoin, Toni Beanal.
Di hadapan warga, Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng,S.Sos menyampaikan
menerima keluhan tersebut. Selanjutnya dirinya akan berkoordinasi dengan Dinas
PUPR serta pihak manajemen PTFI.
Anton mengakui kesulitan warga tiga desa di Aroanop
tersebut. Jalan dan jembatan merupakan
sesuatu yang bisa membantu kesulitan warga, karena bagaimanapun warga
butuh akses yang bagus tanpa melewati jurang. Oleh karena itu, ia pun siap
mendorong anggaran melalui APBD Induk Mimika tahun 2023 ataupun sumber anggaran
lainnya.
“Memang sangat kasihan. Mereka butuh jalan yang bagus dan
jembatannya supaya bisa lancar pikul beras dan bahan makanan lainnya. Mereka
ini kalau pulang belanja dari Timika itu turun di Aikoghom dan naik jalan kaki
ke kampung dengan memikul beban. Begitu juga ke kebun supaya mereka tidak lagi
seberangi sungai yang deras. Mereka mengaku sudah ada yang meninggal terseret
arus sungai,” ungkap Anton.
Wartawan: Acik
Editor : Jimmy
0 komentar:
Posting Komentar