Translate

Lama Alpa, Lemasa Hadiri Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-6 di Jayapura

Bagikan Bagikan
Tim Lemasa saat hadiri KMAN di Jayapura (Foto:Istimewa)

SALAM PAPUA (TIMIKA) – Setelah lama alpa, Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme (Lemasa) kembali diundang dan hadir dalam acara Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-6 yang diselenggarakan tanggal 24-30 Oktober 2022 di Jayapura.

Dalam rilis yang diterima Salam Papua, mandatori Lemasa, Menuel Jhon Magal mengaku suatu kebanggaan saat ini Lemasa kembali hadiri  KMAN tersebut setelah lama alpa. Apalagi saat dulu KMAN pertama pernah dibuka dan dipimpin oleh Pendiri Lemasa yaitu Tom Beanal.

“Saya bersyukur, karena saya sebagai Mandataris dari Pak Tom Beanal, selama ini saya dan tim kembali bisa jalin dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara di Pusat, sehingga Kongres kali ini Lemasa bisa hadir lagi. Kongres pertama dulu Pak Tom yang buka dan pimpin, tapi setelah itu Lemasa alpa hadiri kongres penting itu,” ungkap Menuel, Senin (24/10/2022).

Menuel mengatakan, Kongres ini sangat berkaitan erat dengan situasi Lemasa yang selama ini jalan di tempat. Melalui kongres ini, diharapkan bisa memulihkan kembali Lemasa, kemudian bisa membangun kembali  hubungan dengan semua pihak, baik LSM terutama masyarakat adat yang ada di Nusantara ini, bahkan dunia. Selanjutnya seluruh lembaga adat bisa saling membantu, dan Lemasa bisa kembali terbuka terhadap masyarakat adat lainnya di Indonesia.

“Kongres Masyarakat Adat Nusantara ini sangat luar biasa sebagai pencerahan bagi lembaga-lembaga termasuk Lemasa. Kita tahu sejak tahun 2000 sampai tahun ini Lemasa ini jalan di tempat, masih bergulat dengan persoalan internal yang semestinya tidak perlu terjadi, sehingga menyita waktu untuk menjalin hubungan dengan lembaga lainnya. Padahal sejak terbentuk, sudah sangat banyak yang Lemasa capai,” kata Menuel.

Menurut dia, setelah kembali menjalin hubungan ke Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Pusat, saat ini Lemasa juga kembali mengaktifkan aplikasi keanggotaan di AMAN.

“Saat ini tim kami sementara ikuti KAMAN di Jayapura,” ujarnya.

Selebihnya, diharapkan melalui KMAN ke-6 bisa mendorong terbentuknya UU mengenai masyarakat yang sudah sejak lama diperjuangkan oleh AMAN. Hal ini agar masyarakat adat bisa memiliki dasar hukum, serta menjawab kebingungan yang menyebabkan Lemasa terpecah belah.

Lebih lanjut disampaikan, sejak berdirinya Lemasa sekitar tahun 1992, berdasarkan SK nomor 202 dari Bupati Almarhum Matondang. Melalui SK itu memberikan instruksi kepada masyarakat Amungme untuk segera membentuk dengan nama Lembaga Kekerabatan Adat Suku Amungme. Selanjutnya, setelah SK itu keluar tahun 1994, Tom Beanal dan timnya melaunching di Kwamki Lama, di hadapan semua suku bangsa yang ada di Timika.

“Setelah itu semua program kerja di semua bidang berjalan, termasuk bidang HAM yang efeknya sampai ke kancah internasional,” tutupnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy

Bagikan ke Google Plus Bagikan ke WhatsApp

0 komentar:

Posting Komentar