![]() |
Situasi saat Pemkab Mimika menghadiri acara HUT Kabupaten Fakfak ke-122 pada Rabu (16/11/2022) (Foto:Istimewa) |
SALAM PAPUA (TIMIKA) - Setelah 26 tahun berpisah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika bersama dua suku besar Lemasa dan Lemasko berpamitan dengan Pemkab dan Tujuh Raja Fakfak dalam momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Fakfak ke-122 yang dilaksanakan Rabu (16/11/2022).
Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob menjelaskan, kehadiran
Pemkab dan sejumlah masyarakat Mimika ke Fakfak merupakan kunjungan balasan
karena Bupati Fakfak Untung Tamsil pernah berkunjung ke Timika saat pelantikan
Pengurus Kerukunan Fakfak Kabupaten Mimika.
“Kita datang di sini untuk menghadiri undangan dari
Kabupaten Fakfak karena Bupati Fakfak pernah ke Timika untuk menghadiri
pelantikan Pengurus Kerukunan Fakfak. Selain itu sesudah Mimika terpisah dari
Fakfak 26 tahun lalu, kita belum pernah pamitan, baru kali ini kita datang
pamit,” ujarnya, dalam rilis yang diterima Salam Papua.
John Rettob, begitu sapaan akrabnya, mengatakan bahwa saat
Mimika masih bergabung dengan Fakfak, tua-tua adat menyimpan sesuatu sebagai
simbol adat Amungme dan Kamoro di Kota Pala itu.
Dia mengungkapkan, kehadiran Pemkab Mimika serta masyarakat Amungme
dan Kamoro ke Fakfak juga sebenarnya bertujuan untuk mengambil simbol adat tersebut,
namun ditolak oleh Tujuh Raja. Hal ini dikarenakan, jelas John, Mimika dan
Fakfak sesungguhnya ada dalam satu wilayah adat Bomberay, asalnya dari satu
leluhur dan Mimika merupakan anak kandung Fakfak.
“Waktu masih bergabung dengan Fakfak di sini orangtua kita
ada taruh adat Amungme dan Kamoro di sini, di Pulau sebelah. Lalu dibentuklah
Lemasa sama Lemasko. Sebenarnya kita mau bawa pulang simbol adat ini tapi setelah
duduk dalam kerapatan adat, raja-raja dari tujuh kerajaan di Fakfak menolak
kita membawa pulang. Karena kalau kita bawa pulang berarti secara adat hubungan
kita selesai. Tidak bisa seperti itu, karena kita berada dalam satu wilayah
adat, berasal dari leluhur yang sama,” ungkapnya.
John menyebutkan, dalam kerapatan adat itu raja-raja juga
menyadari sebagai orang tua yang melahiran Kabupaten Mimika seharusnya mereka
berkunjung untuk mengetahui kondisi Mimika tapi selama ini belum pernah
dilakukan.
“Raja-raja juga mengakui sebagai Mama yang melahirkan
setelah dia berpisah seharusnya datang, lihat kamu semua sehat kah tidak? Kita
di Mimika sebagai anak juga tidak pernah melihat Mama kita. Kunjungan kali ini
merupakan kunjungan yang pertama setelah Mimika terpisahkan secara pemerintahan
dari Fakfak,” ujarnya.
Diketahui, tim Pemkab Mimika telah bertolak meninggalkan
Kabupaten Fakfak melalui penerbangan udara, pada Kamis (17/11/2022).
Editor: Jimmy
0 komentar:
Posting Komentar