Translate

Fraksi Partai Perindo Mimika Gelar Reses I Tahun 2023, Warga Keluhkan Penjualan Miras dan Lem Aibon

Bagikan Bagikan
Suasana reses tahap I tahun 2023 Fraksi Partai Perindo Mimika (Foto:salampapua.com/Evita)

SALAM PAPUA (TIMIKA) - Warga Mimika mengharapkan Pemerintah Daerah (Pemkab) Mimika agar menutup semua toko minuman keras (Miras) dan juga melakukan pengawasan terhadap penjualan lem aibon.

Hal ini terungkap dari aspirasi warga saat Fraksi Partai Perindo Mimika menggelar Reses I masa Sidang I tahun 2023, yang dilaksanakan di Jalan Yos Sudarso Timika, Rabu Malam (8/2/2023), yang bertujuan untuk menjaring aspirasi warga yang nantinya akan dirapatkan kembali bersama Pemerintah Kabupaten Mimika.

Perwakilan dari masyarakat kelurahan Inauga RT 5, Colombus Sinaga dalam reses tersebut mengatakan bahwa dari data yang ia ketahui banyak Laka Lantas yang terjadi karena pengaruh Miras dan ia juga prihatin atas anak-anak di bawah umur yang kecanduan Lem Aibon.

“Saya berharap dengan adanya reses Dewan-dewan yang mewakili kami masyarakat, bisa menutup penjualan Miras di Timika, karena Miras ini menimbulkan banyak masalah, sampai sekarang Laka Lantas sering terjadi karena pengemudi mabuk. Begitu pun dengan lem aibon yang membuat remaja-remaja kita bahkan anak-anak kita yang jadi pecandu, saya harap bisa di awasi penjualannya,” ujarnya.

Warga lainnya bernama Herlina menjelaskan, remaja-remaja yang sering mabuk-mabukan dan menjadi pencandu lem aibon perlu bimbingan dan dukungan dari pemerintah sehingga bisa berpikir lebih terarah.

“Saya rasa remaja-remaja kita bisa diarahkan asalkan ada wadah yang disediakan kepada masyarakat. Contohnya, pemerintah bisa mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga remaja kita bisa disibukan dengan hal-hal positif, seperti misalnya mengadakan lomba cerita MOB,” harapnya.

Sementara dari perwakilan mama-mama Papua, ibu Leo mengatakan, mama-mama di Timika tidak pernah diberi kesempatan untuk bekerja di “Negeri sendiri”, karena memang mama-mama Papua hanya bisa menjual hasil kebun.

“Bagaimana kita bisa bersaing dengan orang pendatang, kita tidak diberikan pembekalan. Saya harap pemerintah bisa memberikan kita pelatihan menjahit, membuat kue dan yang lainnya, jadi kita bisa berjuang dan menerima hasil dari tanah kita,” ungkapnya.

Dalam Reses tersebut, Ketua Fraksi Partai Perindo Mimika, Drs. Leonardus Kocu dan Ketua Komisi C DPRD Mimika, Aloisius Paerong menanggapi beberapa hal yang disampaikan masyarakat.

Leonardus mengatakan, dari tahun ke tahun masalah Miras dan lem aibon tidak ada habisnya dibahas, itu semua dikarenakan pembasmian Miras tidak langsung pada intinya.

“Kita selalu usulkan untuk menutup toko Miras, tapi selalu tidak ditanggapi, padahal ini masalah besar, yang menjadi korban masyarakat dan remaja-remaja kita, penerus bangsa kita. Memang masalah ini harus kita tutup jalur distributornya,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa penjualan lem aibon akan diawasi sehingga pemakai lem aibon bisa sesuai fungsinya.

“Kita akan coba mengajukan lem aibon tidak dijual sembarangan dan diawasi apabila ada anak-anak yang membeli tidak boleh diberikan,” ujarnya.

Di sisi lain, Aloisius mengungkapkan terkait Balai Pelatihan Kerja (BLK) pemerintah yang telah mempunyai rencana atas persoalan itu, tapi masih pada tahapan sosialisasi.

“Kita harap pemerintah bisa bekerja sama dengan Kampung Nawaripi yang sudah mempunyai BLK, tetapi masih belum dipergunakan karena keterbatasan dalam hal sistem dan pengaturan untuk berbagai hal seperti guru dan alat-alatnya,” tutupnya.

Wartawan: Evita

Editor: Jimmy

Bagikan ke Google Plus Bagikan ke WhatsApp

0 komentar:

Posting Komentar