![]() |
Foto bersama Anggota DPRD Mimika Marianus Tandiseno dengan para petani Kampung Kadun jaya saat Reses I Masa Sidang I 2023 (Foto:salampapua.com/Evita) |
SALAM PAPUA (TIMIKA) - Mahalnya harga pupuk untuk pertanian saat ini, menjadi keluhan dan permasalahan bagi mayoritas petani di Kabupaten Mimika.
Hal ini terungkap dalam aspirasi yang disampaikan oleh warga
Kampung Kadun Jaya, yang memang mayoritas petani kepada Anggota DPRD Kabupaten
Mimika, Marianus Tandiseno saat melakukan Reses I Masa Sidang I tahun 2023 di Aula Brigif
KM-11, Kamis (9/2/2023).
Perwakilan RT 8, Abdi mengatakan bahwa kendala yang paling
utama bagi petani di Timika adalah harga pupuk yang sangat mencekik bagi para
petani.
“Contohnya sekarang ini, kita sangat susah sekali untuk
membeli pupuk. Bagaimana kita bisa beli kalau harganya saja membeludak,
sedangkan hasil panen tidak seberapa,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari RT 10, Ali Nustali yang mengatakan
bahwa warga di Kampung Kadun Jaya sangat susah untuk membajak, dikarenakan
alat-alat pembajakan tidak ada dan hanya memakai seadanya.
Sedangkan perwakilan dari warga RT 8, Nutri mengatakan bahwa
warga sangat susah untuk beribadah dikarenakan tempat ibadah mereka cukup jauh
dari tempat tinggal mereka.
“Di RT kami tidak memiliki rumah ibadah, sehingga kita kalau
mau shalat harus ke RT sebelah dan jaraknya cukup jauh. Kami berharap bisa
dibangunkan mussolah,” ujarnya.
Menanggapi keluhan yang disampaikan para petani ini, Marianus
mengatakan akan mencoba menyampaikan aspirasi-aspirasi tersebut kepada instansi
terkait.
“Memang di Timika pupuk sangat langka, sehingga kalau dijual
harganya sangat mencekik, tapi akan saya bicarakan ke Dinas Pertanian,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah bisa memberi subsidi
pupuk dengan syarat terdaftar sebagai kelompok tani di Dinas Pertanian dan
memiliki KTP yang valid.
“Jadi saya harap kelompok-kelompok tani ini mendaftar di Dinas
Pertanian agar bisa di data ulang untuk bantuan pemberian pupuk subsidi, tapi
harus memiliki KTP yang valid, kalau KTP tembak tidak akan terbaca di sistem,”
ujarnya.
Untuk masalah Rumah Ibadah Marianus mengaku, dirinya bisa
saja membangunkan Mussolah dengan anggaran Pokirnya, tetapi harus memiliki
surat tanah yang jelas untuk membangun.
“Saya rasa Mussolah bisa dipikirkan, tapi saya mau membangun
kalau sudah ada tanah yang jelas dan lengkap dengan surat-suratnya. Jangan kita
sudah membangun, orang yang punya tanah datang bakalai (bertengkar, Red) dengan
kita,” jelasnya.
Reses kemudian diakhiri dengan pembagian bantuan sembako
kepada warga.
Wartawan: Evita
Editor: Jimmy
0 komentar:
Posting Komentar