![]() |
Ketua IDI Mimika dr. Leonard Pardede,SpOG,Subsp.Obsginsos (K) (Foto:salampapua.com/Acik) |
SALAM PAPUA (TIMIKA) – Di tengah julukan Mimika sebagai kota dolar, beberapa hari terakhir masyarakat dikejutkan dengan ditemukannya salah seorang anak yaitu Isak Tarau yang dalam kondisi memprihatinkan.
Bagaimana tidak, Isak yang merupakan bocah laki-laki berusia
4 tahun, anak dari pasangan Bapak Yoseph
Tarau dan Ibu Margareta Ema Rumu ini kini harus menghadapi kenyataan pahit
dengan kondisi tubuhnya yang kurus. Isak lahir tanggal 16 Mei 2018 di RSMM
Caritas dalam kondisi sehat dan normal dengan panjang 48 Cm dan berat 2800
gram. Namun saat masuk usia 4 tahun bocah yang beralamat di Jalur 5, RT 08
Kelurahan Koperapoka, Distrik Mimika ini mengalami sakit (diare).
Meski telah diupayakan kedua orang tuanya berobat secara
rutin di RSMM Caritas, kondisi Isak kian memburuk hingga divonis mengalami
kurang darah, gangguan paru-paru dan gangguan fungsi hati.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Kabupaten Mimika, dr. Leonard Pardede,SpOG,Subsp.Obsginsos (K) menyebutkan
bahwa gizi buruk merupakan kejadian luar biasa (KLB) yang tidak dikehendaki oleh Pemerintahan ataupun
masyarakat umum. Karena itu, jika di atas tanah yang subur serta dipenuhi susu
dan madu ini ditemukan gizi buruk, berarti 'Ada Masalah'.
dr. Leonard menyampaikan bahwa atas persoalan tersebut perlu
dicari di mana masalahnya. Dalam hal ini, apakah hal ini terjadi akibat asupan
gizi ketika proses sebelum kehamilan ataukah asupan gizi saat hamil dan sesudah
melahirkan. Sebab untuk mencegah kemungkaran gizi dan stunting, itu dimulai
saat mempersiapkan kehamilan, sementara hamil dan sesudah melahirkan.
Dengan demikian, ketika 1000 hari (dua tahun) pertama
kelahiran hidup, itu adalah masa persiapan agar anak memperoleh suatu sumber daya
yang baik.
Beberapa hal yang
perlu dipersiapkan oleh seorang perempuan/ibu yang matang untuk
bereproduksi (20-23 tahun), maka harus mempersiapkan sel darah merahnya (HB). Seorang
ibu harus memeriksakan HB di Puskesmas dan Faskes lainnya untuk mengetahui sel
darah merah, karena ketika sel darah merah ibu hamil kurang dari normal, maka
oksigen yang ada ke tubuh ibu tersebut akan kurang kepada bayi. Hal itu
berdampak pada pertumbuhan bayi, bahkan menyebabkan kelahiran prematur.
Selain persiapan HB, asupan protein bagi ibu hamil harus
terpenuhi seperti susu, ikan dan daging. Namun tidak boleh dikonsumsi
berlebihan, tetapi harus dalam batasan kecukupan guna memenuhi gizi baik bagi
bayi.
“Jadi perempuan yang siap hamil adalah perempuan yang sehat.
Kalau kita ingin sumber daya anak yang baik di masa yang akan datang, maka 1000
hari pertama kelahiran harus dipersiapkan gizinya. Cukup protein, cukup lemak
agar terhindar dari penyakit yang bisa menyebabkan bayi alami masalah dalam
pertumbuhannya. Kalau orang tuanya terjangkit HIV, TBC atau hipertensi, maka
itu bisa mempengaruhi pertumbuhan bayi. Jadi persiapan kehamilan itu sangat
penting,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan, adanya temuan gizi buruk, berarti perlu adanya evaluasi guna mengetahui masalahnya di mana. Apakah hal itu lantaran masalah ekonomi, pendidikan termasuk kesehatannya.
“Intinya harus berkolaborasi bersama untuk mempersiapkan SDM
yang handal di masa yang akan datang. Masalahnya di mana? Kita cari dari hulu hingga
ke hilir,” ujarnya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy
0 komentar:
Posting Komentar