SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra mengatakan bahwa pasca peristiwa penembakan
di Distrik Alama yang dialami pilot helikopter yang berpenumpang tenaga kesehatan
(Nakes) membuat semua Nakes di wilayah tersebut diturunkan kembali ke Timika.
Pasalnya, dengan penarikan Nakes di wilayah
tersebut, pelayanan kesehatan di Puskesmas Alama pun dihentikan.
“Kami sudah membuat kronologisnya, dan kita
lihat bagaimana efektivitas pelayanan di wilayah Alama itu memberikan efek yang
sangat besar buat masyarakat. Karena semua Nakes sudah kami tarik ke Timika,
sekarang kita pikirkan bagaimana pelayanan kesehatan di Alama?,” ujarnya,
Minggu (11/8/2024).
Menurut Rey, dengan tidak adanya pelayanan di sana
saat ini, Dinkes Mimika pun memikirkan kondisi orang tua, balita bahkan ibu
hamil yang membutuhkan pemeriksaan, terutama pada PIN polio yang telah masuk
pada dosis tetes 3 dan 4.
“Tentu kami pasti menunggu petunjuk dari Kepala
Daerah, namun kita juga harus memikirkan pelayanan kesehatan di Alama, ada
balita yang harus menerima tetes polio, ibu hamil yang harus kita lakukan
pemeriksaan. Jadi kita menunggu saja setelah adanya rapat pimpinan Forkopimda
dengan tokoh masyarakat dari wilayah pegunungan. Kami tidak mau ada masyarakat
yang tidak terlayani,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, dengan adanya pelayanan
kesehatan di Distrik Alama menunjukkan bahwa Negara sesungguhnya hadir menjawab
kebutuhan rakyatnya. Namun peristiwa penembakan yang terjadi akan menjadi
evaluasi semua pihak.
Sementara untuk pelayanan penerbangan menggunakan
helikopter telah dilakukan selama 2 tahun terakhir. Apabila ada pemberitaan
terkait penerbangan tersebut dimana Dinkes tidak melakukan koordinasi dengan
pihak keamanan, dirinya menanggapinya bahwa maskapai yang digunakan dapat dipastikan
adalah maskapai yang mempunyai izin terbang yang di dalamnya juga melekat
terkait keamanannya.
“Penerbangan jelas mempunyai izin, sehingga
sudah pasti ada manifest yang melekat, terkecuali kita menggunakan maskapai
yang tidak memiliki izin, jadi jelas keamanan harusnya telah melekat. Saat ini
tidak ada gunanya saling mempertanyakan namun ini menjadi evaluasi bahwa ada
masyarakat asli Papua yang punya hak untuk dilayani,” tegasnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy