SALAM PAPUA (TIMIKA)- Anak terlambat bicara adalah salah
satu bentuk keterlambatan perkembangan yang paling umum terjadi pada masa
kanak-kanak. Dalam banyak kasus, kondisi ini bersifat sementara dan dapat
membaik seiring waktu. Namun, kondisi ini bisa menandakan adanya gangguan
pendengaran atau perkembangan lainnya.
Gangguan bicara dan bahasa sering kali dialami anak, mulai
dari bicara yang tidak jelas hingga kesulitan mengungkapkan apa yang ia
butuhkan. Kondisi ini kerap membuat para orang tua khawatir dan membandingkan
anaknya dengan anak lain seusianya. Padahal, perkembangan berbicara tiap anak
bisa berbeda-beda.
Anak Terlambat Bicara dan Penyebabnya
Penyebab keterlambatan bicara pada anak bisa terjadi karena
berbagai faktor, yaitu: Kesulitan mengerti kata-kata atau mencari kata-kata, gangguan
pendengaran, kelainan struktur rongga mulut, misalnya karena bibir sumbing atau
kelainan lidah, gagap, pengabaian dari orang sekitar dan gangguan spektrum autism.
Tahapan Perkembangan Berbicara Anak
Meski tahap perkembangan bicara tiap anak berbeda-beda, ada
patokan dasar yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan bicara anak. Ini
juga bisa menjadi patokan apakah anak membutuhkan bantuan atau tidak.
Berikut adalah tahapan perkembangan berbicara anak sesuai
usianya:
Usia 3 bulan
Bayi usia 3 bulan “berbicara” dengan suara yang tidak
memiliki arti atau bisa dibilang bahasa bayi. Pada usia ini, ia mungkin akan
lebih banyak berkomunikasi menggunakan ekspresi, misalnya dengan tersenyum
ketika melihat atau mendengarkan suara ibunya.
Usia 6 bulan
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai mengeluarkan suara-suara
yang terdengar lebih jelas suku katanya, walau tetap tidak memiliki arti,
seperti “da-da” atau “ba-ba”. Pada akhir usia 6 bulan, bayi sudah bisa
menggunakan suara ini untuk mengekspresikan rasa senang atau tidak suka, bukan
hanya dengan menangis.
Hal yang penting untuk diketahui bahwa pada usia ini bayi
sudah bisa melihat ke arah yang menimbulkan suara, memperhatikan alunan musik,
dan menoleh saat namanya dipanggil.
Usia 12 bulan
Bayi umumnya sudah bisa mengucapkan kata “mama” atau “ayah”
dan menirukan kata-kata yang ia dengar. Pada usia satu tahun ini, ia juga sudah
bisa memahami beberapa perintah seperti, “Ayo, kemari” atau “Ambil botolnya”.
Usia 18 bulan
Di usia ini, bayi biasanya sudah bisa mengucapkan sekitar
10–20 kata dasar. Namun, normal jika ada beberapa kata yang masih belum jelas
pengucapannya seperti kata “makan” disebutkan “mam”.
Pada usia 18 bulan, bayi sudah mengenali nama orang, benda,
dan beberapa bagian tubuh. Ia juga bisa mengikuti petunjuk sederhana yang
disertai dengan gerakan.
Usia 24 bulan
Bayi usia 2 tahun biasanya sudah bisa mengucapkan setidaknya
50 kata dan berkomunikasi memakai 2 kosakata seperti “mau susu”. Ia juga sudah
makin lancar berbicara dan mulai memahami pertanyaan sederhana.
Usia 3–5 tahun
Kosakata yang dimiliki anak pada usia 3–5 tahun akan
meningkat dengan cepat. Pada usia 3 tahun, sebagian besar anak dapat menangkap
sekitar 300 kosakata baru. Mereka juga sudah bisa memahami perintah yang lebih
panjang, seperti, “Ayo, cuci kaki dan sikat gigi,” atau, “Buka sepatunya, lalu
ganti baju.”
Pada usia 4 tahun, umumnya anak sudah bisa berbicara
menggunakan kalimat yang lebih panjang dan menjelaskan sebuah peristiwa.
Sementara pada usia 5 tahun, mereka sudah bisa berbincang-bincang dengan orang
lain.
Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara Anak
Jangan percaya pada mitos bahwa anak bisa belajar bicara
dengan sendirinya. Peran aktif Bunda sebagai orang terdekat Si Kecil sangat
berpengaruh terhadap perkembangan bicaranya. Berikut ini adalah beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk merangsang kemampuan berkomunikasi anak:
1. Ikuti semua ucapannya
Perhatikan suara-suara yang terucap dari Si Kecil. Meski
Bunda tidak mengerti maksudnya, ulangi lagi suaranya sesuai yang Bunda tangkap.
Dengan begitu, Si Kecil akan merasa sedang berbicara dengan Bunda dan
membiasakan diri untuk meniru kata-kata dan nada bicara Bunda.
Ini tentunya akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Jadi, bersabarlah dan tetap berikan Si Kecil kesempatan sebanyak mungkin untuk
“mengobrol” dengan Bunda.
2. Berbicara sambil bergerak
Saat berbicara dengan Si Kecil, Bunda juga harus aktif
bergerak dan ekspresif. Misalnya, katakan, “Ayo, kita minum susu,” sambil
menggoyang-goyangkan botol susu atau, “Sayangi bonekanya, ya,” sambil
mengelus-ngelus boneka tesebut. Begitu pula saat mengajarkannya mengenal
bagian-bagian tubuh.
3. Buatlah narasi
Meski Si Kecil belum bisa berbicara layaknya orang dewasa,
Bunda tetap bisa memakai percakapan sehari-hari saat berkomunikasi dengannya.
Misalnya, saat memakaikan baju pada Si Kecil, Bunda bisa berbicara, “Hari ini
Adik pakai baju motif bunga-bunga untuk bermain ke taman,” sambil
memperlihatkan bajunya.
Hal ini bisa membantu Si Kecil memahami objek tertentu
melalui perkataan Bunda. Terapkanlah hal ini pada kegiatan lainnya, seperti
saat mandi, memberikan makan, atau mengganti popok.
Biasakan selalu berbicara menggunakan kalimat lengkap
kepadanya. Contohnya, ketika ia menunjuk ke arah boneka yang berada di atas
meja. Bunda jangan langsung mengambilkannya.
Lebih baik ucapkanlah satu atau dua kalimat seperti, “Kamu
mau bermain dengan boneka ini?” Ketika dia merespons dengan anggukan atau
senyuman, Bunda bisa langsung memberikannya.
4. Main bersama-sama
Ketika memiliki anak, terkadang orang tua harus bisa
berakting menjadi anak kecil. Ajaklah Si Kecil untuk bermain, bermain peran,
atau membayangkan sesuatu untuk mengembangkan kemampuan verbalnya. Misalnya,
Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk pura-pura menelepon Ayah dengan telepon
mainan.
5. Puji perkembangannya
Selalu beri pujian, senyuman, dan pelukan tiap kali Si Kecil
mengeluarkan suara atau kosakata baru yang baik. Pada umumnya, bayi belajar
berbicara dari reaksi orang-orang di sekitarnya.
Kunci utama merangsang berkembangnya kemampuan berbicara
anak adalah dengan banyak-banyak berkomunikasi dengannya. Pastikan Bunda juga
selalu memakai respons yang positif dan penuh kasih sayang.
Jika Bunda curiga Si Kecil terlambat bicara , jangan dulu
terlalu khawatir, ya, Bun. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kecepatan tumbuh
kembang yang berbeda-beda. Meski begitu, bila anak mengalami tanda-tanda
terlambat bicara, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi dapat dilakukan secara cepat dan tanpa keluar
rumah melalui chat guna mendapatkan penanganan jika memang ditemukan adanya
kelainan. (Alodokter)
Editor: Sianturi