SALAM PAPUA (TIMIKA)- Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Timika diharapkan terus meningkatkan pendanaan terhadap sektor pendidikan, demi generasi Papua yang berkualitas. Hal itu dikemukakan Tokoh Intelektual Amungme, Peanus Uamang ketika mendatangi Redaksi Salampapua.com, Kamis (1/8/2024).

"Saya berharap YPMAK dan Pemda tidak membatasi pendanaan pendidikan. Waktu LPMAK mungkin masih baik, tapi sekarang YPMAK mungkin dengan aturan dalam AD/ART yang baru sehingga pendanan dibatasi oleh pembina dalam hal ini Lemasa, Lemasko, PT Freeport dan Pemda Mimika,"ujar Anggota DPR Papua Tengah terpilih dari Partai PAN ini.

Menurutnya, Pemda, PTFI, YPMAK dan lembaga ada harus duduk bersama dan sepakat untuk tidak membatasi kuota pendidikan. "Malah harusnya kuota ditambah meski memang ada batasannya juga, karena memang ada juga aturan yang mengatur," jelas Peanus.

Peanus juga mengatakan, PT Freeport selaku pendonor dana harus terus memberikan pendanaan, dan Pemda Mimika tidak boleh berlindung di balik YPMAK juga. Untuk itu, pemerintah harus punya asrama yang layak, guna menampung anak-anak untuk disekolahkan.

"Uang APBD Mimika triliunan yang bunyi terus mau dikemanakan. Coba perhatikan pendidikan anak-anak di negeri sini sebagai aset daerah ini. Pemerintah harus turun baik,"tuturnya.

Kepada para orang tua, Peanus meminta agar anak-anaknya yang masih duduk di bangku PAUD dan SD, bisa tinggal bersama orang tua, sehingga ikatan kasih sayang bisa lebih erat.

"Kalau masih bersama orang tua, anak-anak bisa mengembangkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan sosial dan juga menjaga kesehatan mental mereka juga. Binaan dari orang tua itu pasti muncul. Demikian juga kemampuan belajar. Jangan masih kecil-kecil sudah dilepaskan,"ungkapnya.

Dengan bersama orang tua juga sambungnya, anak akan lebih mengerti nilai-nilai kehidupan dan tahu kebiasaan orang tua. Nanti sesudah mereka SMA atau SMK atau sudah masuk perguruan tinggi baru sudah bisa masuk asrama atau ke luar daerah.

"Jangan nanti mereka sudah besar dan kita sudah tua, mereka bilang kita so hidup begini, kamu siapa. Anak dengan orang tua tidak ada ikatan kasih sayang, tidak tahu budaya dan adat kalau dari kecil sudah di asrama. ini kan tidak baik,"tandasnya.

Peanus khawatir ketika perilaku anak-anak sudah berubah karena sejak kecil sudah di asrama, bisa bikin orang tua marah dan bisa saja orang tua kasih keluar kata-kata kutuk.

"Itu sangat berbahaya toh,"tegasnya.

Untuk itu, dia meminta agar para orang tua bisa menyekolahkan anak-anak dari PAUD sampai SD. Sebab pendidikan juga gratis sehingga tidak ada kendala. Tinggal sekolahkan anak di sekolah dekat rumah.

"Dengan begitu mereka akan tahu adat dan kebiasaan, siapa om, tante dan saudara. Kalau sudah di asrama anak-anak pasti akan lupa semuanya. Ini tidak boleh terjadi,"imbuh Peanus.