SALAM PAPUA (TIMIKA)- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika mendorong agar Pasar Wonosari Jaya di SP 4, Distrik Wania, kembali difungsikan sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya bagi mama-mama Papua.

Hal ini disampaikan usai kunjungan lapangan yang dilakukan Komisi II DPRK Mimika bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Pemerintah Distrik Wania, serta Kelurahan Wonosari Jaya dan Kamoro Jaya, pada Jumat (9/5/2025).

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II Dolfin Beanal, didampingi Wakil Ketua Mariunus Tandiseno, Sekretaris Adrian Andhika Thie, serta anggota Dessy Putrika Ros Rante, Merry Pongutan, Billianus Zoani, dan Derek Tenouye.

Ketua Komisi II, Dolfin Beanal, menegaskan bahwa untuk menghidupkan kembali pasar tersebut dibutuhkan komitmen kuat, inovasi, serta kolaborasi lintas sektor.

“Pasar ini bisa kembali ramai jika ada keseriusan dan kerja sama yang baik. Semua jenis pedagang harus difasilitasi agar mereka berjualan di dalam pasar, bukan di luar atau di tempat lain,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi II, Mariunus Tandiseno, menambahkan bahwa pasar yang telah dibangun dengan anggaran negara tidak boleh dibiarkan terbengkalai.

“Pasar ini harus difungsikan. Semua pihak terkait harus bersinergi dan tegas mengembalikan aktivitas jual beli ke dalam pasar. Kalau dibiarkan begini, bangunan bisa rusak,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II, Adrian Andhika Thie, menyebutkan bahwa peninjauan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRK untuk memastikan program pemberdayaan mama-mama Papua benar-benar berdampak terhadap kesejahteraan.

“Pasar ini sudah dibangun sejak 2018, tapi belum juga difungsikan. Kami datang untuk mengecek kondisi fisik, kebersihan, lahan, hingga persoalan sampah. Dalam waktu dekat, kami akan menggelar rapat dengar pendapat (hearing) dengan OPD terkait untuk mencari tahu alasan pasar ini belum digunakan,” ungkap Adrian.

Ia juga mengungkapkan adanya masukan dari pihak kelurahan dan distrik yang menyebutkan bahwa lokasi pasar dinilai kurang strategis, minim pengunjung, serta tidak memiliki lahan parkir yang memadai.

“Karena sepi, para pedagang memilih kembali berjualan di perempatan lampu merah. Ini jadi perhatian serius Komisi II. Kami akan tindak lanjuti agar pasar ini segera diaktifkan dan bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi