SALAM PAPUA (TIMIKA) – Menyikapi peristiwa penembakan di
Distrik Jila pada 31 Oktober 2025, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika (Ipmami)
Kota Studi Jayapura mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menarik pasukan
TNI–Polri dari wilayah tersebut.
Koordinator Ipmami Jayapura, Marianus Aim, menyampaikan
bahwa penembakan oleh aparat yang terjadi di Kampung Pilig Ogom, Distrik Jila,
telah menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat.
Saat ini, sebagian besar warga memilih berkumpul di ibu kota distrik untuk
mencari perlindungan.
“Sebagai mahasiswa yang memiliki kontrol sosial dan
kepedulian terhadap nasib rakyat Mimika, kami merasa terpanggil untuk bersuara
atas situasi yang semakin memanas akibat kehadiran pasukan militer di wilayah
tersebut,” ujar Marianus dalam pernyataan sikap Ipmami Jayapura yang diterima
redaksi SalamPapua.com, Rabu (12/11/2025).
Menurut Marianus, sejak adanya penempatan militer di Distrik
Jila, berbagai bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil telah dilaporkan,
termasuk dugaan penyiksaan dan ancaman yang menimbulkan trauma psikologis bagi
warga.
“Pasca penembakan sepihak oleh aparat keamanan, masyarakat
kini juga diwajibkan melapor setiap hari ke pos-pos TNI dan Polri. Ini
menimbulkan ketakutan yang meluas dan penderitaan bagi warga sipil yang tidak
bersalah,” tegasnya.
Dalam pernyataan sikapnya, Ipmami Jayapura menyampaikan
beberapa tuntutan, di antaranya:
Mendesak Pemerintah Kabupaten Mimika untuk bertanggung jawab
atas situasi di Jila, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (HAM), yang mewajibkan pemerintah menghormati, melindungi,
dan menegakkan HAM.
Meminta pemerintah dan aparat penegak hukum menghentikan
konflik dan kekerasan di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Menuntut perlindungan penuh terhadap masyarakat sipil,
sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 28G ayat (1) dan Pasal 30 ayat (4),
yang menjamin hak atas rasa aman dan menegaskan bahwa TNI bertugas melindungi,
bukan menimbulkan penderitaan bagi rakyat.
“Pernyataan sikap ini kami buat dengan kesadaran penuh dan
tanggung jawab moral sebagai mahasiswa yang prihatin terhadap konflik
bersenjata di Distrik Jila. Kami berharap suara ini didengar dan
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait,” tambah Marianus.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi

