SALAM PAPUA (TIMIKA) - Puskesmas Mapurujaya menemukan
sebanyak 17 anak positif frambusia di Kampung Muare, Distrik Mimika Timur,
Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Untuk diketahui, frambusia adalah penyakit kulit kronis
dan menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Bakteri
ini mirip dengan bakteri penyebab sifilis, tetapi tidak menular melalui
kegiatan seksual. Tapi melalui kontak langsung dengan ruam yang muncul pada
kulit pengidapnya, seperti luka terbuka atau goresan. Bila lambat ditangani,
frambusia akan menyebabkan kelumpuhan permanen bagi anak.
Kepala Puskesmas Mapurujaya, Onna Bunga sampaikan, bahwa pada
Juni hingga 15 Agustus ada 5 orang anak yang ditemukan saat berobat di
Puskesmas. Dan selanjutnya saat tim turun ke lapangan dan lakukan tracing
contact kepada 45 orang kerabat terdekat, kemudian ditemukan 12 anak lainnya
yang positif frambusia di Kampung Muare.
"Sejak Juni sampai 15 Agustus ada 5 anak yang positif
frambusia, dari kasus itu kami bentuk tim kolaborasi, diantaranya program
penyakit tidak menular (PTM), kusta, dan penyakit menular lainnya. Tim turun
pada 22-23 Agustus kami temukan adanya 12 anak yang positif frambusia. 12 anak
itu ditemukan saat kami lakukan tracing contact dari 5 anak yang ditemukan
sebelumnya," kata Onna, Senin (26/8/2024).
Adapun beberapa orang tua anak-anak pengidap frambusia ini
ikut terpapar. Masing-masing orang tua yang terpapar itu sejak Juni 2024, telah
mengetahui adanya luka-luka pada tubuh anaknya, akan tetapi tidak bergegas
membawa anaknya masing-masing ke Puskesmas.
"Frambusia itu menyebar sangat cepat melalui luka
terbuka dan sentuhan kulit, makanya ada beberapa orang tua yang terpapar,"
katanya.
Sejak ditemukannya 17 anak yang secara keseluruhan merupakan
warga Kampung Muare ini, tim Puskesmas Mapurujaya langsung melakukan pengobatan
dan tracing contact. Untuk mencegah penularan, Puskesmas Mapurujaya juga
memberikan obat Azithromycin kepada seluruh warga Kampung Muare berdasarkan dosis
yang disesuaikan berat badan masing-masing.
"Puji Tuhan setelah kami obati beruntung frambusia
tidak menyebar ke anak satu kampung. Untuk sementara yang positif frambusia ini
hanya di Muare dan tidak ditemukan di kampung lainnya " katanya.
Lebih lanjut menurut Onna, frambusia menyerang anak-anak
dengan usia di bawah 17 tahun dimulai pada kaki, lengan, leher dan muka. Akan
tetapi jika terlambat diobati akan merambat ke seluruh tubuh dan merusak
persendian, hingga yang paling fatal korbannya akan lumpuh.
"Awalnya gatal-gatal, kemudian muncul ruam warna kuning
dan bernanah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya dan sangat cepat menular
kepada orang terdekat," tuturnya.
Penyakit kulit jenis frambusia menurutnya, diakibatkan sanitasi lingkungan yang tidak menjamin kesehatan.
"Kami akan gencar lakukan pengobatan ke kampung lainnya
kalau ada satu atau dua orang yang terkena. Kalau penyebarnya meluas satu
kampung, kemungkinan akan ada tindakan isolasi, tetapi mudah-mudahan itu tidak
terjadi" katanya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi