SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sebanyak 57 atlet Tim PON Papua Tengah dari 14 cabang olahraga, akan berlaga pada PON XXI di Aceh-Sumatera Utara. Namun 4 diantaranya tidak ikut serta oleh tim kebasahan, sehingga hanya 53 atlet yang berangkat nantinya. Hal itu disampaikan Sekretaris Umum (Sekum) Komite Olaraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua Tengah (PT), Cesar Avianto Tunya saat jumpa pers di kantornya, Jumat (9/8/2024).

Ke-14 Cabang olaraga yang dimaksudya yaitu Aeromodelling, Atletik, Biliar, Binaraga, Catur, Jujitsu, Muaythai, Panjat Tebing, Pencak Silat, Paramotor, Taekwondo, Terbang Layang, Tinju, dan Rugby. Dan 14 Cabor telah melakukan TC mandiri. Dan dari 14 Cabor, 12 Cabor lakukan TC di Mimika karena memiliki fasilitas.

“Tentunya kami sudah siap untuk menuju PON Aceh, pengukuhan atlet sebelumnya telah dilakukan pada 31 Juli 2024 oleh Pj Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk di Nabire, maka total secara keseluruhan atlet termasuk official yang akan ke Aceh Sumatera Utara berjumlah 123 orang,”ujar Cessar.

Cesar menjelaskan, 2 Cabor yang melakukan TC di luar Mimika yaitu, Cabor Aermodeling yang dilakukan di Semarang, dan Cabor Terbang Layang yang dilakukan di Subang. Dan pada 15 Agustus 2024, Cabor Aeromodeling akan lebih dulu tiba di Aceh, begitupun nanti pada 18 Agustus Terbang Layang akan nyusul ke Aceh juga, untuk melakukan latihan  Lebih awal.

Sedangkan Cabor Jitsu dan Muathay sudah lakukan TC mandiri di Surabaya, karena langsung ditangani oleh pelatih dari Thailand, sementara Taekwondo telah lakukan TC di Surabaya dan Jakarta.

“Kalau Cabor Tinju saat ini sedang ikut kejuaraan di jayapura, diharapakan Atlet perorangan bisa siapkan diri dengan baik, sementara Cabor Rugby sudah melakukan TC di KONI Papua,” jelasnya.

Lanjutnya, untuk Paramotor 26 Agustus sudah harus berangkat ke Aceh, sedangkan panjat tebing dan Muathay berangkat pada 2 September sebab pembukaan PON akan berlangsung pada 8 September nanti.

“Cabor yang berpotensi bisa mendapat emas, ialah Aeromodelling, Terbang Layang, Muathay, Jujitsu. Kita yakin karena pembinaan sudah dilakukan 10 tahun terakhir sebelum PON,” tutupnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi