SALAM PAPUA (TIMIKA)- Ciri-ciri HIV stadium awal ditandai dengan gejala yang tergolong ringan, seperti flu, kelelahan, serta nyeri otot dan sendi. Berbagai ciri ini penting untuk dikenali agar perkembangan virus HIV dapat ditangani sedini mungkin.

HIV (human immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.

Seseorang yang terkena HIV akan mengalami 3 tahap infeksi, yaitu tahap infeksi akut atau serokonversi, tahap infeksi kronis, dan tahap AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Setiap tahap ditandai dengan penurunan kadar CD4 dalam tubuh. Pada tahap AIDS, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan ciri-ciri HIV stadium awal agar langkah penanganan dapat diambil secepatnya dan mencegah perkembangan virus HIV menjadi AIDS.

Ciri-Ciri HIV Stadium Awal

Ciri-ciri HIV stadium awal umumnya mulai muncul dalam 2–6 minggu setelah tubuh terinfeksi virus HIV. Tahapan inilah yang disebut sebagai tahap infeksi akut atau serokonversi. Pada tahap ini, tubuh akan mengalami berbagai gejala, seperti:

1. Flu

Timbulnya gejala flu merupakan ciri-ciri HIV stadium awal yang paling sering terjadi. Berbagai gejala yang dapat muncul meliputi sakit tenggorokan, batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, demam, menggigil, dan berkeringat malam hari.

Karena kemiripannya dengan flu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi HIV. Berbagai gejala flu ini bisa bergejala lebih berat pada beberapa kasus dan umumnya berlangsung selama 1–2 minggu.

2. Kelelahan

Virus HIV yang mulai menginfeksi tubuh menyebabkan rasa lelah berlebihan yang terjadi terus-menerus. Rasa lelah ini dapat muncul tiba-tiba bahkan setelah aktivitas ringan. Selain itu, penderita HIV juga kerap mengalami gangguan tidur, sehingga tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup.

Kelelahan ini juga dapat diperparah akibat perubahan hormon, stres, gangguan kecemasan, depresi, serta paparan penyakit lain yang turut menyerang sistem imun tubuh.

3. Masalah pada mulut

Timbulnya masalah kesehatan pada mulut juga termasuk ciri-ciri HIV stadium awal yang khas atau paling sering terjadi. Sistem kekebalan tubuh yang mulai melemah menyebabkan mulut jadi lebih rentan mengalami berbagai masalah, seperti mulut kering, sariawan, luka di gusi dan area mulut lainnya, bercak putih di lidah, dan herpes.

4. Masalah pencernaan

Ciri-ciri HIV stadium awal juga dapat ditandai dengan timbulnya masalah pencernaan. Gejala ini muncul akibat adanya infeksi atau peradangan pada saluran pencernaan. Masalah pencernaan ini bisa berupa diare atau sekadar mual dan muntah. Selain itu, berbagai gejala ini juga bisa disertai dengan penurunan nafsu makan.

5. Nyeri otot dan sendi

Nyeri otot dan sendi juga sering menjadi pertanda HIV stadium awal. Nyeri ini dapat timbul di area kaki, punggung, dan pinggul, tanpa adanya aktivitas fisik yang berat. Meskipun nyeri yang muncul tergolong ringan, kondisi ini dapat berlangsung terus-menerus sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

6. Ruam di kulit

Ruam kulit merupakan ciri-ciri HIV stadium awal yang jarang terjadi. Ruam yang muncul biasanya berupa bercak merah datar atau menonjol, kadang disertai benjolan kecil dan terasa gatal atau nyeri. Meski dapat hilang dalam 1–2 minggu, ruam ini dapat timbul di dada, wajah, lengan, atau kaki, dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.

7. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan kelenjar getah bening bisa terjadi di awal infeksi HIV ketika tubuh sedang berusaha melawan virus. Kondisi yang disebut limfadenopati ini dapat terjadi pada kelenjar getah bening di ketiak, leher, pangkal paha, atau di belakang telinga, dan bisa terasa nyeri saat disentuh.

Pada beberapa kasus, limfadenopati bisa bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, meskipun gejala infeksi HIV lainnya sudah menghilang.

Memastikan HIV dengan Tes HIV

Berbagai ciri-ciri HIV stadium awal di atas memang terlihat seperti sakit flu atau demam biasa. Bahkan, sebagian orang yang terinfeksi HIV selama bertahun-tahun mungkin tidak merasakan atau menyadari adanya ciri HIV yang muncul.

Jika Anda mulai menyadari adanya ciri-ciri HIV stadium awal dan pernah melakukan kegiatan yang berisiko menularkan HIV, seperti berhubungan seksual dengan penderita HIV, bergonta-ganti pasangan seksual, berhubungan seks melalui oral atau anal, atau menggunakan jarum suntik yang tidak steril, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter untuk melakukan tes HIV dan VCT.

Perlu diingat bahwa timbulnya gejala di atas menandakan HIV masih di tahap awal dan pertumbuhan virusnya dapat dihambat. Oleh karena itu, jangan tunda pemeriksaan HIV untuk memastikan kondisi Anda. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif HIV, tetaplah semangat mengikuti pengobatan dan terus berpikir positif.

Memang, HIV belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, obat HIV yang sudah ada dapat menghambat pertumbuhan virus dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Dengan perawatan yang tepat, Anda tetap dapat menjalani hidup dengan produktif dan berkualitas, sama seperti sebelum terjangkit virus ini. (Alodokter)

Editor: Sianturi