SALAM PAPUA (TIMIKA) – Peduli terhadap kondisi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang terlantar di Kabupaten Mimika, Yayasan Grya Satu Mimika bergerak secara mandiri melakukan rehabilitasi dengan menggandeng keluarga penderita.

Didirikan pada pertengahan tahun 2022, yayasan ini sempat menjalin kolaborasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Mimika. Memasuki tahun 2023, Yayasan Grya Satu Mimika mulai mengelola Rumah Rehabilitasi ODGJ secara mandiri dan saat ini menangani 12 ODGJ secara internal, serta 18 orang lainnya melalui kunjungan ke rumah atau home visit dengan pemantauan dan konseling rutin.

Menurut Founder Yayasan Grya Satu Mimika, Merlyn Temorubun, pengawasan secara intens bagi ODGJ yang berada di rumah penting dilakukan agar mereka tidak berkeliaran di jalan. Dalam pelaksanaannya, tim yayasan menjemput ODGJ ke rumah, mendampingi ke puskesmas, serta memastikan mereka mendapat obat dari rumah sakit jiwa.

“Waktu kolaborasi dengan Dinsos, kami sempat menangani sekitar 30 ODGJ. Saat ini, 12 orang ditangani di rumah rehabilitasi, sisanya melalui home visit,” ujar Merlyn, Kamis (1/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa rehabilitasi dilakukan baik sebelum ODGJ dirujuk ke rumah sakit jiwa maupun setelah mereka kembali. Menurutnya, proses pemulihan hingga mencapai kemandirian tidak bisa instan dan bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga satu atau dua tahun.

“Untuk mencapai kemandirian ODGJ itu bukan hal mudah, butuh waktu dan pendampingan serius,” ungkapnya.

Beberapa ODGJ yang ditangani telah menunjukkan peningkatan kesadaran dan kemandirian. Meski Merlyn tidak menangani langsung, ia memantau progres setiap klien yang ditangani oleh tim rehabilitasi yayasan.

Namun, kendala utama yang dihadapi yayasan adalah terbatasnya pendanaan dan jumlah tenaga kerja. Saat ini, hanya ada enam orang tenaga aktif, yang dianggap belum cukup ideal untuk menangani jumlah ODGJ yang terus bertambah.

“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah untuk membantu operasional, termasuk biaya tenaga rehabilitasi,” ujarnya.

Merlyn juga mengimbau masyarakat agar tidak malu apabila memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Ia menekankan pentingnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini dan rehabilitasi sebelum kondisi memburuk.

“Kalau ada gejala gangguan jiwa, jangan malu. Segera periksakan atau konsultasi. Kami siap membantu di rumah rehabilitasi kami yang beralamat di Jalan SP2, tepatnya di kompleks belakang kantor DLH,” tutup Merlyn.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi