SALAM PAPUA (TIMIKA) – Ibarat mutiara yang masih tersembunyi, Potowaiburu di Distrik Mimika Barat Jauh merupakan kawasan dengan potensi besar namun belum tergarap secara maksimal. Terletak di ujung barat Kabupaten Mimika dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat, wilayah ini menyimpan kekayaan alam yang luar biasa.
Potowaiburu, ibu kota Distrik Mimika Barat Jauh, dikelilingi perbukitan hijau dan hutan hujan tropis lebat yang menjadi bagian dari ekoregion Trans-Fly Papua. Wilayah ini memiliki topografi bergelombang yang menghadirkan lanskap indah dan alami. Di antara formasi alam tersebut, terdapat satu gunung yang cukup menonjol, yaitu Gunung Nariki, yang membentang hingga ke Kampung Omba, Distrik Teluk Etna, Kabupaten Kaimana.
Gunung Nariki memukau dengan pemandangan hijau eksotis. Dari kejauhan, bentuknya menyerupai ulat raksasa yang tengah tertidur, ditutupi rimbunnya pepohonan yang masih sangat terjaga. Medan yang terjal dan hutan yang lebat menjadikannya jarang dijamah, bahkan oleh warga sekitar.
Hutan di Gunung Nariki menyimpan sumber daya alam berupa kayu dan hewan buruan seperti babi hutan, rusa, hingga sapi liar—yang dulunya merupakan ternak perusahaan kayu dan kini berkembang biak bebas di alam. Warga kerap berburu menggunakan senapan, tombak, atau jebakan tradisional. Harga daging di sini pun jauh lebih murah dibandingkan di Timika.
Dengan tanah yang subur, distrik ini juga memiliki potensi pertanian yang menjanjikan. Sayur-mayur dan palawija tumbuh subur di lahan binaan Yayasan Pemberdayaan Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Akses ke Potowaiburu cukup menantang. Hanya ada dua cara untuk mencapai distrik ini: melalui udara dengan pesawat kecil (sekitar 35–40 menit dari Timika, hanya satu kali penerbangan per minggu), atau lewat jalur laut yang lebih ekstrem. Perjalanan laut dari Pelabuhan Paomako memakan waktu hingga 6 jam dengan speedboat bermesin 750 PK. Jika menggunakan mesin lebih kecil bisa lebih lama. Apalagi jika harus mendayung seperti zaman dulu, perjalanan bisa memakan waktu berhari-hari, terlebih jika menghadapi musim ombak besar.
Distrik Mimika Barat Jauh dihuni mayoritas oleh Suku Kamoro, pemilik hak ulayat. Terdapat lima kampung di distrik ini: Potowaiburu, Yapakopa, Aindua, Tapormai, dan Urnar. Kehidupan di sini damai, jauh dari kebisingan dan polusi. Satu-satunya toko kelontong berada di pelabuhan, dan sinyal internet hanya tersedia di ibu kota distrik.
Mata pencaharian utama warga adalah nelayan. Potowaiburu menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata memancing dan petualangan jika infrastruktur penunjangnya tersedia. Selain itu, fasilitas umum seperti Puskesmas Potowaiburu, sekolah (SD dan SMP), serta akses ke air bersih dari mata air pegunungan sudah tersedia.
Potensi wisata, sumber daya alam, dan kehidupan masyarakat di Potowaiburu menyimpan peluang besar. Namun, semua itu menunggu sentuhan serius dari pemerintah maupun investor. Dengan niat dan semangat, bukan tidak mungkin kawasan ini menjadi destinasi unggulan di Papua.
Penulis/Editor: Sianturi