SALAM PAPUA (TIMIKA) – Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa bersama Wakil Gubernur Papua Tengah Deinas Geley melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Rabu (9/4/2025).

Kunker ini sekaligus menjadi momentum istimewa bagi pegawai Lapas dan para warga Binaan karena kedatangan Gubernur dan Wakil Gubernur ke Lapas tersebut adalah pertama kalinya sejak Lapas berdiri pada tahun 1996.

Turut hadir dalam Kunker tersebut, Ketua PKK Provinsi Papua Tengah Nurhaidah Nawipa, Bupati Mimika Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong, Ketua DPR Provinsi (DPRP) Papua Tengah Delius Tabuni, Wakil Ketua II DPRP Papua Tengah Izak Petrus Suripatty, Wakil Ketua III DPRP Papua Tengah Bekies Sonny Kogoya, Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Provinsi Papua Tengah James Boray, sejumlah anggota DPRP Papua Tengah dan sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Mimika.

Gubernur Meki Nawipa mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang fokus pada program jaminan kesehatan gratis kepada masyarakat, termasuk kepada Warga Binaan (WB) di Lapas. Menurutnya, pemberian akses kesehatan gratis tidak perlu melihat status masyarakat. Selama masyarakat tersebut merupakan warga Papua Tengah, maka Pemerintah Provinsi harus mengakomodirnya.

“Kita berharap semua masyarakat Papua Tengah mendapatkan akses kesehatan gratis, jadi kita akan mendata semua WB dan mendaftarkan WB pada program BPJS kesehatan gratis. Kita juga akan siapkan satu mobil ambulans untuk Lapas,” ujarnya.

Mantan Bupati Paniai ini juga mengatakan, Pemprov akan memberikan bantuan hukum melalui diadakannya lembaga bantuan hukum kepada masyarakat termasuk WB, sebab selama ini ia menilai ada masyarakat yang hanya melakukan kesalahan kecil namun dijerat hukuman yang tidak setimpal.

"Kebanyakan anak Papua masuk di lembaga ini karena tidak ada kuasa hukum yang mendampingi mereka dalam proses kasus hukum. Untuk itu kami pemerintah (Provinsi Papua Tengah) akan siapkan lembaga bantuan hukum. Karena selama ini mereka (masyarakat) masuk lembaga hanya mencuri sandal saja tapi tidak ada yang membela mereka," katanya.

Rencana mendirikan lembaga bantuan hukum tersebut, dimaksudkan bukan untuk membatasi proses hukum terhadap warga binaan.

"Jadi ini bukan kami batasi hukum. Intinya BPJS, mobil ambulans dan lembaga bantuan hukum itu harus kami wujudkan, supaya pendampingan hukum dari awal terhadap warga binaan harus jalan," ucapnya.

Ia pun berharap kepada warga binaan, jika sudah selesai proses hukum, agar tidak kembali lagi ke Lapas.

"Harus jadi yang terbaik. Warga binaan kamu tidak sendiri, besok harus lebih baik daripada hari ini," tuturnya.

Dia menambahkan, di PKK ada Dekranasda yang akan berkolabirasi dengan Lapas agar WB melakukan kegiatan-kegiatan positif saat dibina di Lapas.

"Warga binaan bukan hanya dihukum tapi mereka harus kembangkan kemampuan, jadi mereka bisa punya penghasilan uang. Kita akan membina WB ini agar mereka bisa memiliki UMKM, yang penting pimpinan di Lapas harus jujur," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan, berdasarkan laporan terdapat 306 WB di Lapas Timika, dan kebanyakan merupakan narapidana yang terjerat kasus Narkotika, sehingga ini akan menjadi perhatian khusus Pemkab Mimika.

“Memang banyak kasus narkoba tapi kami tidak tahu berapa persen, yang jelas di sini mereka juga dibina dengan baik, mulai dari melakukan kerajinan tangan hingga kreativitas lainnya,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa John Rettob ini juga berpesan kepada semua WB agar setelah keluar dari Lapas bisa menjadi lebih baik.

Dia pun mengapresiasi kedatangan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah ke Lapas tersebut, karena hal ini baru pertama kali terjadi sejak adanya Lapas di Timika.

“Saya harap kalian berjanji kalau keluar dari sini bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Kita juga harus mengapresiasi Kunker ini, dari Gubernur ke Gubernur tidak pernah injak di Lapas. Ini Gubernur paling pertama yang menginjakan kaki di sini sejak berdirinya Lapas ini,” ungkapnya.

Dia menambahkan, walaupun Lapas merupakan instansi vertikal namun berhubung warga binaan merupakan warga Kabupaten Mimika, maka Pemkab Mimika bakal membangun klinik termasuk membangun termasuk tembok di belakang yang sempat jebol.

"Tembok yang pernah dijebol itu kami Pemkab Mimika akan bantu bangun kembali. Saya harap warga binaan harus memperbaiki diri dan dekat dengan Tuhan Allah. Kemarin remisi bebas satu orang, dan saya berharap ke depan akan ada beberapa lagi yang bebas," tuturnya.

Sedangkan Plh Kepala Lapas Kelas IIB Timika, Marit Kawai mengungkapkan rasa sukacitanya atas Kunker dari rombongan Gubernur Papua Tengah tersebut.

Menurut dia, warga binaannya kerap dianggap sebagai pengacau padahal mereka adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Kami sangat berterimakasih atas kunjungan yang dilakukan Gubernur Papua Tengah dan Bupati Mimika saat ini. Narapidana seolah orang buangan, padahal narapidana juga dicintai Tuhan Allah,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Jimmy