SALAM PAPUA (TIMIKA) - Ketua DPRD Mimika Anton
Bukaleng,S.Sos,M.Si melakukan kunjungan kerja di kampung Waa-Banti, Distrik
Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Jumat (31/3/2023).
Didampingi beberapa Staf Setwan DPRD Mimika, Anton Bukaleng memantau
langsung progres pembangunan gedung Rumah Sakit Pratama di kampung Waa Banti.
Hingga saat ini pembangunan RS megah berlantai dua tersebut telah mencapai 93 persen
dan akan digunakan secepatnya.
“Rumah sakit di Banti sangat megah dan pembangunannya hampir
rampung. Itu berkat upaya dari Dinkes Mimika dibantu oleh PT Freeport Indonesia
(PTFI),” ungkapnya kepada salampapua.com.
Meski pembangunan RS hampir rampung, namun masih ada
beberapa kebutuhan mendasar bagi warga Banti yang belum terjawab hingga saat
ini, di antaranya belum ada pembangunan gedung sekolah, sehingga banyak
anak-anak Banti 1, Banti 2, Kimbely dan Opitawak yang tidak sekolah.
Untuk itu, Dia berharap Pemkab Mimika melalui Dinas
Pendidikan Kabupaten Mimika agar secepatnya dapat membangun kembali gedung
sekolah yang telah dibakar KKB beberapa waktu lalu. Jika belum bisa membangun
gedung permanen, menurut dia, Dinas Pendidikan harusnya berupaya mencari cara
agar anak-anak di Banti tidak putus sekolah.
“(Pembangunan) Gedung sekolah yang sama sekali belum mulai, kasihan
anak-anak banyak yang tidak sekolah. Kalau tidak sekolah bagaimana dengan masa
depan mereka? Saya mau supaya Dinas Pendidikan harus perhatikan hal ini. Dinas
Pendidikan harus perhatikan anak-anak di semua kampung di Tembagapura supaya
mereka bisa sekolah,” tegasnya.
Persoalan lainnya, Dia mengungkapkan, terkait pembangunan
Jembatan beton penghubung antara Banti 1 dan Banti 2 yang sejak lama telah
diusulkan masyarakat. Demikian juga dengan jembatan penghubung Opitawak ke Banti
serta penghubung antar kampung Kimbeli dan Pertanian.
“Jembatan yang dari Banti 1 ke Banti 2 memang sementara
proses. Tapi yang dari Banti ke Opitawak dan dari Kimbeli ke Pertanian itu sama
sekali belum dimulai. Masyarakat sudah lama keluhkan itu, karena mereka tidak
nyaman menggunakan jembatan gantung. Saya juga sudah sejak lama dorong ke (Dinas)
PUPR Kabupaten Mimika,” katanya.
Sementara itu Anggota DPRD Mimika, Lexy David Linturan yang
juga sama-sama berkunjung ke Banti mengaku sangat prihatin atas peristiwa yang
terjadi beberapa waktu lalu yang menyebabkan hancurnya gedung sekolah dan Rumah
Sakit di Banti.
Lexy berharap agar RS yang dibangun dengan anggaran Rp 50
miliar itu secepatnya dioperasikan untuk melayani masyarakat setempat. Namun saat
RS telah beroperasi nantinya, diharapkan juga dapat diikuti dengan pembangunan
sekolah, karena ibu-ibu setempat mengaku banyak anak-anak yang tidak sekolah.
Ibu-ibu juga berharap agar Pemerintah bisa membangun gedung darurat dan menghadirkan
tenaga pendidik di wilayah tersebut.
Ia pun secepatnya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten Mimika agar proaktif memperhatikan soal pendidikan di Banti dan di beberapa
kampung sekitarnya.
“Saya datang ke Banti bukan dalam konteks Dapil, tapi karena
saya dengan Pak Ketua DPRD ini sama-sama merupakan bagian dari kampung Waa-Banti.
Konteks lainnya, saya juga di Waa-Banti sudah diangkat jadi anak oleh Tuarek
Natkime, sehingga saya merasa perlu melihat masyarakat Banti,” katanya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Group Leader Community
Infrastructure Community Development PTFI, Rolly Nelwan menyampaikan bahwa
untuk pembangunan RS Waa-Banti, PTFI yang diwakili Govrels dan Dinkes Mimika telah
membuat kesepakatan (MoU), dimana PTFI akan mendukung penuh pembangunan RS Waa-Banti.
Berdasarkan MoU tersebut, PTFI mensupport transportasi
pengangkut material dari LIP, Timika hingga ke Waa-Banti. Kemudian menyiapkan
pasokan air bersih, listrik dan jika pembangunan RS tuntas, maka PTFI juga akan
menyumbangkan satu unit mobil ambulance.
“Intinya sejak awal, Freeport support pembangunan RS Waa-Banti.
Kalau sudah selesai dibangun, Freeport juga akan support satu mobil ambulans,”
ungkap Rolly usai mendampingi Ketua DPRD memantau progres pembangunan RS Waa-Banti.
Hal yang sama juga disampaikan Manager CLO, Marthinus Badii, bahwa PTFI telah terlibat aktif sejak perencanaan
pembangunan RS Waa-Banti. Selain memfasilitasi transportasi pengangkut
material, PTFI juga memberi pasokan BBM.
“PTFI telah memberi pasokan air bersih dan nantinya akan menyiapkan
ambulans untuk operasional di RS Waa Banti,” tuturnya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy