SALAM PAPUA (TIMIKA) – Di wilayah Papua dan Maluku yang memiliki bentang alam luas dan medan menantang, pesawat menjadi moda transportasi utama untuk mobilitas masyarakat dan distribusi logistik. Karena itu, ketersediaan bahan bakar pesawat (avtur) menjadi faktor vital agar aktivitas penerbangan tetap berjalan lancar.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Awan Raharjo, mengatakan bahwa pihaknya memegang amanah besar dalam menjaga pasokan energi di wilayah timur Indonesia. Saat ini, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina melayani 12 bandara utama di Papua dan Maluku.

“Kehadiran Pertamina Patra Niaga adalah untuk melayani energi. Ini berdampak langsung pada kelancaran mobilitas masyarakat serta arus logistik melalui jalur udara. Kami berkomitmen menjaga distribusi dan memastikan ketersediaan avtur setiap hari di bandara-bandara tersebut,” ujar Awan dalam rilis yang diterima salampapua.com, Senin (20/10/2025).

Distribusi avtur di dua provinsi ini bukan perkara mudah. Pertamina Patra Niaga menyiapkan sistem suplai bertingkat dengan terminal utama di Ambon, yang menjadi pusat pengiriman ke dua jalur besar: jalur utara dan jalur selatan.

Jalur utara melayani rute Ambon – Sorong – Biak – Jayapura dengan waktu tempuh distribusi sekitar 14 hari, serta rute Ambon – Ternate – Manokwari – Nabire – Serui yang memakan waktu 13 hari.

Jalur selatan mencakup pengiriman dari Ambon ke Fakfak – Saumlaki – Merauke – Dobo – Tual dengan total waktu distribusi 15 hari, dan rute Ambon – Bula – Kaimana – Timika dengan waktu tempuh 12 hari.

Awan menjelaskan, waktu distribusi tersebut baru mencakup perjalanan kapal laut. Setelah tiba di titik DPPU, proses dilanjutkan dengan mobil tangki hingga bahan bakar benar-benar tersedia di bandara.

“Tantangan lain adalah kondisi geografis. Misalnya, untuk wilayah Timika dan Merauke, kapal harus menyesuaikan waktu sandar dengan pasang surut muara sungai. Namun ini bagian dari tanggung jawab kami. Pertamina berkomitmen penuh menjaga pasokan avtur agar layanan penerbangan di Papua dan Maluku tidak terganggu,” jelasnya.

Selain untuk penerbangan komersial, Pertamina Patra Niaga juga menyalurkan avtur bagi pesawat pengangkut BBM ke wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat di pelosok Papua dan Maluku.

Dengan sistem distribusi yang kompleks dan koordinasi lintas moda transportasi, Pertamina memastikan langit Papua dan Maluku tetap aktif dan terhubung, sebagai wujud komitmen menghadirkan energi hingga ke pelosok negeri.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi