SALAM PAPUA (TIMIKA) - Ketua Solidaritas Perempuan
Papua, Rose N Kabes menilai bahwa otonomi khusus (Otsus) di Papua sangat gagal.
Hal ini diungkapkan lantaran pengelolaan dana Otsus tidak
pernah melibatkan kaum perempuan. Padahal banyak perempuan Papua yang pintar
dan punya keinginan mengambil bagian dalam pembangunan Indonesia melalui Otsus
tersebut.
“Jujur saja Otsus itu gagal. Selama ini tidak ada
keterlibatan perempuan dan perempuan Papua selalu dilihat sebelah mata, padahal
ini tanah mereka. Kenapa perempuan lain di Indonesia bisa maju, tapi perempuan
Papua tidak bisa? Kami mau maju dan aktif di semua bidang. Tolong pemerintah
harus lihat itu. Jujur saja, saya tidak bicara politik bahwa Otsus itu turun
lantaran orang Papua mau merdeka, yang berteriak merdeka itu masyarakat akar
rumput dan merekalah yang menjadi korbannya,” ungkapnya, Senin (3/4/2023).
Rose mengatakan, Dana Otsus diperuntukkan bagi orang asli
Papua (OAP), dimana di dalamnya ada porsi untuk pemberdayaan masyarakat
termasuk perempuan, kesehatan dan pendidikan. Faktanya bukan orang Papua yang menikmatinya.
“Ini kepincangan yang bisa di lihat. Memang ada perempuan
yang dilibatkan, tapi kemungkinan hanya 1% saja. Perempuan Papua itu pintar,
tapi tidak diberi kesempatan. Makanya beberapa waktu ke depan kami akan bahas
lagi perihal ini saat konferensi di Biak yang rencananya akan dihadiri oleh Ibu
Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan (Ketua DPR RI) Puan
Maharani. Itu konferensi bagi perempuan dari 42 Kabupaten dan Kota se-Papua,”
katanya.
Memang, Dia mengaku untuk Dinas Pemberdayaan Perempuan di Mimika
sangat bagus, namun instansi-instansi lainnya tidak pernah melibatkan perempuan
Papua dalam pengelolaan dana Otsus.
“Dana Otsus itu turun untuk kesekian kalinya, tapi tidak
diberikan kesempatan untuk perempuan Papua,” tegasnya.
Hal yang sama diungkapkan Aktivis Perempuan Mimika, Adolfina
Kum. Dirinya merasa bahwa pemerintah
memandang perempuan Papua sebelah mata, sehingga tidak diperhitungkan
dalam pengelolaan dana Otsus. Padahal khusus di Mimika banyak perempuan yang
berteriak agar dana Otsus itu dibagi untuk pemberdayaan kaum perempuan.
“Yang disampaikan Mama Ros itu sangat benar. Saya juga
sebagai perempuan Amungme merasakan hal itu,” tuturnya.
Untuk itu, ia berharap keluhan ini menjadi catatan khusus
bagi pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penulis: Acik
Editor : Jimmy