SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kepala Kantor Pos Indonesia Cabang Mimika, Junaidi Nur mengungkapkan bahwa  banyaknya warga  asli Timika, dalam hal ini keluarga penerima manfaat (KPM) yang domisilinya berpindah-pindah menjadi kendala dalam penyaluran Bantuan Sosial (Bansos), sehingga bantuan tersebut sering dikembalikan ke pusat.

“Warga kita yang di pesisir dan pegunungan yang terdata di kota itu sering tinggalkan Timika. Kadang tahap keduanya dia ambil, tapi tahap pertamanya tidak diambil, karena saat itu dia tidak ada di Timika. Terpaksa kami kembalikan bantuannya. Yang kami kembalikan itu sangat banyak, rata-rata jatah untuk 1.900 KPM. Itu BST yang biasanya diterima Rp 600.000 per-triwulan yang dikembalikan,” ungkapnya, Senin (12/6/2023).

Disampaikan bahwa Bansos tahap 2 atau triwulan kedua untuk April-Juni 2023 sudah mulai dibayarkan pada bulan Mei sesuai dengan perintah bayar. Penyaluran untuk 6 Distrik dalam kota mencampai 60 persen, sedangkan untuk wilayah pesisir dan pegunungan baru mulai berjalan sejak tanggal 10 Juni di Distrik Mimika Barat Tengah, selanjutnya ke wilayah Mimika Barat dan ke Distrik pesisir lainnya dengan target berakhir hingga tanggal 20 Juni.

“Sudah tiga Minggu kami lakukan penyaluran. Untuk saat ini kebetulan ada juga bantuan beras pangan, sehingga kami bisa mengantarkan langsung ke Distriknya untuk di wilayah pesisir,” ujarnya.

Progres penyaluran, dia mengaku, dari total data yang masuk sebanyak 16.157 keluarga penerima manfaat (KPM), yang telah tersalurkan sebanyak 9.300 KPM. Yang masih aktif sebanyak 6.800 KPM, dimana 5.200 KPM di pesisir dan pegunungan, sedangkan 1.800 KPM ada di wilayah kota dan terbanyak di Distrik Mimika Baru.

“Di Distrik Mimika Baru masih sekitar 1000 KPM yang belum ambil. Kami sudah cari ke aparat kampung  dan pendamping PKH setempat untuk menginformasikan kepada yang bersangkutan. Cuma yang menjadi kendala itu masyarakat asli kita di Timika selalu berpindah-pindah, sehingga setiap tahap penyaluran itu terpaksa kami kembalikan ke pusat, karena memang KPM yang bersangkutan tidak ada di tempat,” tegasnya.

Sedangkan untuk di wilayah pegunungan masih terkendala dengan transportasi dan yang lainnya. Kemungkinan akan dilakukan dalam wilayah kota dan disesuaikan dengan petunjuk setelah dilakukan koordinasi bersama Dinsos.

“Tapi untuk penyaluran Bansos ini kami upayakan selesai sebelum tanggal 20 Juni. Untuk sisa yang tidak tersalurkan itu akan masuk dalam data gagal bayar dan dikembalikan dananya apabila sampai tanggal 20 Juni masih ada yang belum ambil,” katanya.

Dia menjelaskan, Bansos tahun 2023 ada tiga, yaitu bantuan sosial tunai (BST) sebesar Rp 200.000 per KPM dan diterima setiap tiga bulan, berarti Rp 600.000 per KPM. Untuk penerima  PKH bervariatif mulai Rp 250.000 sampai Rp 3.150.000.

Ada juga Bansos ditambah PKH, yang mana penerima Bansos bisa juga menerima PKH yang dibagi tiga kriteria PKM untuk tahun 2023.  Penyaluran bantuan ini sudah capai 95 persen.

“Yang penyaluran Bansos plus PKH ini biasanya kami minta bantuan pendamping PKH untuk mengarahkan di mana PKMnya,” jelasnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy