SALAM PAPUA (TIMIKA) – Thomas Beanal (Torei Negel Menagawan) atau lebih dikenal dengan nama panggilan Thom Beanal lahir di Kampung Tsinga, Tembagapura, pada 11 Juli 1947.

Riwayat hidup almarhum Tokoh Pejuang pembebasan masyarakat Amungme dari jeratan HAM ini dibacakan Piet Maturbongs pada Misa requiem (Misa/Ibadah Agama Katolik saat prosesi pemakaman jenazah) di Katedral Tiga Raja Timika, Sabtu (3/6/2021).

Thom Beanal menikah dengan Ny Berta Kum dan dikaruniai lima orang anak, yakni Lidia Natalia Beanal (Alm), Mery Theodora Beanal (Alm), Florentinus Beanal, Falien Fincentius Beanal dan Odezeus Beanal.

Dalam perjuangannya, Almarhum tidak pernah putus asa untuk tetap melanjutkan proses pendidikannya di bangku sekolah, dimana pada tahun 1953-1954 di Vox School kelas 1-2 di Fak-Fak, 1955 Sekolah Pertukangan di Kaokonao, 1956 di Vox School kelas 3 di Kaokonao, 1957-1959 Vox School kelas 4-6 di Kaokonao. 1960 melanjutkan PMS di ST Paulus Abepura Jayapura, 1961 Ordo Fak-Fak, 1962 melanjutkan ke Sekolah Guru Bawah (SGB) di Kaokonao, 1963-1965 Sekolah Guru Atas (SGA) di Biak, 1969-1972 Akademi Teologi Katolik (ATK) Abepura Jayapura.

Sementara itu riwayat pekerjaan almarhum, guru di Lembah Baliem Kota Wamena sebagai pendamping 1965-1969, guru SD YPPK Mulio 1969, anggota DPRD Kabupaten Fak-Fak perwakilan Agimuga 1972-1977, ikut menandatangani Januari Agreement 1974 antar PT Freeport Indonesia (PTFI), Pemprov, Pemkab Fak-Fak dan masyarakat Amungme yang diwakili Tuarek Natkime dan Konstan Anggaibak. Selanjutnya menjadi anggota tim Pastoral Keuskupan Jayapura dan ditugaskan sebagai Pastor Paroki Yekuba, Lembah Baliem 1977-1979, anggota tim Pastoral Pegunungan Bintang 1979-1981, anggota tim Pastoral Paroki Kristus Sahabat Kita Nabire 1981-1991.

Thom Benal merupakan pendiri Yayasan Lorens 1991, Pastor Paroki Emanuel Mapurjaya 1991-1993. Kemudian setelah melihat situasi masyarakat Amungme dan Mimika Wee pada masa itu, Thom Beanal pun mengundurkan diri dari tugas Pastoral Keuskupan Jayapura dan fokus pada pengembangan masyarakat adat suku Amungme. Selanjutnya Thom Beanal menjadi anggota Dewan Presidium Wahana Lingkungan Hidup 1994, mendirikan (Tuarek Negel) Lembaga Masyarakat Adat (Lemasa) 1994, anggota tim penyiapan laporan pelanggaran HAM Papua di Hoya, Bela Alama 1995, pendiri Irian Noken Justice and Pace 1995. Thom Beanal juga ikut menggugat PTFI atas pencemaran lingkungan hidup di Pengadilan New Orleans 1996, penggagas dana 1 persen di PTFI untuk masyarakat Amungme, Kamoro dan lima suku kekerabatan pada tahun 1996.

Bukan hanya itu, dengan perjuangan yang gigih, Almarhum Thom Beanal yang saat ini telah dikaruniai 14 orang cucu tersebut juga sebagai pendiri Forum Rekonsiliasi Rakyat Irian Jaya tahun 1998, pendiri Lembaga Studi HAM Papua 1998, Ketua tim 100 yang menjumpai Presiden BJ Habibie di istana negara 1999, Wakil Ketua Presidium Dewan Papua 2000, Komisaris PTFI 2000-2018, dan Ketua Dewan Adat Papua tahun 2021.

Thom Beanal meninggal dunia di RS Mom Elisabeth Singapore, pukul 14.05 waktu Singapura, pada 29 Mei 2023.

Pantauan salampapua.com, Misa requiem diawali dengan perarakan jenazah dari tempat persemayaman di Keuskupan Timika sekira pukul 10.15 WIT, Sabtu (3/6/2023). Misa requiem yang dipimpin administrator Keuskupan Timika, Pastor Marten Kuayo berakhir pukul 14.35 WIT, jenazah selanjutnya diarak menuju ke Amunga, Mile 32, sebagai tempat peristirahatan terakhir mantan komisaris PTFI tahun 2000-2018 tersebut.

Penulis : Acik

Editor : Jimmy