SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Kamaluddin mengungkapkan hingga akhir Mei 2023 pihaknya mencatat sebanyak 40.405 kasus malaria telah terjadi di Kabupaten Mimika, yang mana angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan April 2023 yang tercatat sebanyak 31.381 kasus.

Dalam hal ini dipastikan kasus malaria mengalami kenaikan sebesar 9.024 kasus baru.

"Sama seperti Tahun 2022 kasus hampir masih sama dari wilayah-wilayah seperti Kamoro Jaya, Pasar Sentral, Karang Senang, Kebun Siri, Wonosari Jaya, Nawaripi, Kwamki, dan Timika Jaya. Wilayah-wilayah ini yang banyak kasusnya," ungkapnya, Kamis (8/6/2023).

Untuk mencegah kenaikan kasus kembali, Dinkes telah melakukan upaya-upaya seperti pembagian kelambu, memberikan obat pembunuh jentik nyamuk (Abate), Indoor Residual Spraying, pemeriksaan massal serta pelayanan di fasilitas kesehatan.

“Kita dari Dinkes selalu mengupayakan Faskes kesehatan yang terbaik, tetapi kalau masyarakat yang tidak peduli akan lingkungan, kasusnya akan terus naik,” jelasnya.

Kamaludin menjelaskan, dari 33 persen kasus malaria adalah kasus kambuh karena tidak tuntas minum obat.

"Kemudian curah hujan kita juga tinggi dan tempat penampungan air itulah yang menjadi tempat bertelur bagi nyamuk. Mau memutuskan rantainya kita harus gerakan 3 M, saya rasa masyarakat pasti tahu bagaimana itu penerapan 3M,” tuturnya.

Di sisi lain, untuk kasus Demam Berdarah (DBD) juga mengalami kenaikan kasus dalam 2 minggu terakhir, dimana minggu lalu terdapat 28 kasus dan minggu ini sudah 14 kasus.

"Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD memang sudah ada di sini. Hasil survei dari teman-teman kesehatan lingkungan menunjukkan bahwa jentik nyamuk tersebut ada dan kemungkinan dia menggigit itu pasti ada," ujarnya.

Menurut dia, kasus tersebut ini paling banyak terjadi pada orang dewasa usia 18 tahun sampai 45 tahun, sedangkan untuk usia 18 tahun ke bawah relatif sedikit.

Wartawan: Evita

Editor: Jimmy