SALAM PAPUA (TIMIKA) – Diduga dianiaya oknum aparat, seorang pemuda atas nama Markus Kamisopa (26) tewas sekira pukul 10.30 WIT, Rabu (2/8/2023), di RT 02 Kampung Poumako, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Ayah kandung korban, Yohanis Kamisopa (57) menyampaikan bahwa pelaku penganiayaan diduga merupakan oknum aparat. Ia mengaku tidak melihat langsung kejadian di TKP karena dirinya saat itu berada di rumah yang jaraknya sekitar 200 meter dari TKP. Namun Dia langsung bergegas ke TKP setelah menerima laporan tetangga, dan kemudian terkejut saat melihat anak keduanya tersebut telah meninggal dunia.

“Saya lemas dan keringat dingin saat lihat anak saya terkapar dengan kondisi tidak bernyawa lagi.  Warga sekitar sampaikan anak saya dianiaya oknum aparat. Ada empat oknum aparat di TKP tapi  warga tidak pastikan ada berapa oknum yang menganiaya,” ungkap Yohanis penuh kesedihan saat ditemui salampapua.com di ruang jenazah RSUD Mimika.

Yohanis mengatakan bahwa memang anaknya tersebut dalam kondisi mabuk usai mengonsumsi minuman beralkohol bersama beberapa temannya dan duduk-duduk di depan kios Pelangi sambil menumpang jaringan WiFi. Saat itu salah seorang teman korban diduga melempar atap kios warga sehingga menuai reaksi pemilik kios.

Tidak selang beberapa lama, muncul lima oknum aparat dan langsung menganiaya korban hingga tewas. Di tubuh korban tidak ditemukan luka, namun ada lebam bekas penganiayaan sangat jelas pada leher bagian kanan korban.

“Bukan anak saya yang lempar kios itu, orang lain yang lempar, tapi kenapa anak saya yang dianiaya sampai tewas. Memang anak saya mabuk, malamnya mereka kerja bongkar kapal kayu sampai jam 00.00 WIT. Nah paginya korban dengan teman-teman kerjanya itu,” ungkap Yohanis saat didampingi istrinya, Frederika Nawatipa (52).

Yohanis mengaku sangat menyesal dan kecewa atas sikap dan aksi penganiayaan yang dilakukan oknum aparat tersebut. Padahal sebagai aparat harusnya bisa menasihati korban ataupun teman-teman lainnya agar tidak mengonsumsi Miras dan membuat onar.

“Mereka itu aparat kemanan. Aparat keamanan itu berhak mengamankan orang, tapi bukan dengan cara menganiaya berat, apalagi sampai tewas. Apalagi ada lima orang aparat yang aniaya,” katanya.

Dia pun berharap agar kejadian ini diusut tuntas sehingga oknum aparat yang melakukan penganiayaan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Saya tidak terima anak saya dianiaya. Itu anak saya yang bantu saya cari uang,” ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan, sesaat setelah jenazah dievakuasi ke ruang jenazah  RSUD Mimika, keluarga dan warga lainnya langsung melakukan aksi pemalangan jalan. Sedangkan beberapa keluarga korban mengaku, saat di TKP mereka dicegat dan dilarang mengambil gambar ataupun video jenazah korban.

“Kami dilarang oleh oknum aparat yang ada untuk foto-foto. Saya punya HP sempat diambil dan dicek foto-foto,” ujar seseorang yang mengaku sebagai sepupu korban.

Salah satu korban yang juga mengaku dianiaya ialah Deki Akum yang merupakan keluarga dekat almarhum Markus mengaku bahwa dirinya juga dianiaya saat tertidur lelap di rumah almarhum Markus. Menurut dia, ada dua oknum pelaku datang secara paksa membangunkannya dan langsung menganiaya dirinya hingga mengalami memar di bagian kanan testa, luka pada bagian dalam bibir atas hingga darah bercucuran keluar dari hidungnya.

“Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba mereka tarik saya dan saya dalam kondisi setengah sadar. Mereka pegang kedua tangan saya dan aniaya saya,” ujar Deki.

Pantauan salampapua.com sekira pukul 16.44 WIT, jenazah Markus dibawa kembali ke rumah duka di Kampung Poumako, tapi sempat terhenti selama kurang lebih satu jam di depan gerbang Kompi Senapan A Timika dan meminta agar oknum pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ratusan warga dan keluarga korban sempat bernegosiasi dengan aparat keamanan dan selanjutnya pukul 17.25 WIT jenazah tiba dirumah duka.

Sementara itu Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Dwi Cahyadi menyampaikan belum mengetahui kronologis kejadian. Namun Dia mengaku akan melakukan penyelidikan agar semuanya jelas dan apabila ada oknum TNI yang terlibat, akan ditindaklanjuti sesuai SOP yang berlaku.

“Apabila ada oknum anggota yang terlibat, akan kami tindaklanjuti sesuai SOP yang ada,” ujarnya.

Sebagai bentuk keprihatinan, Kodim 1710/Mimika dan Distrik Mimika Timur  juga telah menyiapkan bantuan logistik bagi keluarga korban, tenda serta pengamanan selama kedukaan.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy