SALAM PAPUA (TIMIKA) - Anak muda suku Amungme diajak untuk
tidak menjadi kuda tunggangan karena diberi mandat oleh forum tertentu yang
mengatasnamakan masyarakat tapi untuk kepentingan diri sendiri.
Amungme Nagawan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme
(Lemasa), Menuel Jhon Magal menegaskan bahwa seluruh masyarakat khususnya anak
muda Amungme tidak boleh lepas dari Lemasa, sebab Lemasa merupakan wadah
letaknya harga diri, melindungi nilai adat, melestarikan budaya dan
memperjuangkan hak hidup orang Amungme.
"Anak muda Amungme stop main-mainkan lembaga adat, spalagi
kalau hanya mendapat mandat dari lembaga lain yang mengatasnamakan masyarakat
Amungme, itu berarti sama saja didikte orang lain di atas tanah sendiri. Jangan
mau dijadikan tunggangan hanya karena diberi mandat oleh forum yang hanya
menjual nama masyarakat saja," ungkapnya kepada salampapua.com, Selasa
(28/11/2023).
Menuel mengatakan, masyarakat Amungme harus tahu bahwa
lembaga adat yang ada di Timika hanya Lemasa versi Musdat untuk Amungme dan
Lemasko untuk orang Kamoro. Dua lembaga itu dibentuk sebagai pemerintahan adat
dan bukan untuk kepentingan perorangan, tapi untuk kepentingan seluruh
masyarakat.
Lebih lanjut disampaikan, menjadi anak muda Amungme yang
intelektual harus dibuktikan dengan bertindak dan berperilaku yang baik, punya
konsep, ide dan kemampuan agar tidak salah langkah sehingga orang lain pun
segan.
"Jadi tidak ada lembaga lain yang masuk mengatasnamakan
masyarakat Amungme. Jangan melacurkan diri ke lembaga atau forum lain atas nama
masyarakat, karena sudah ada Lemasa. Begitupun Lemasko bagi orang suku
Kamoro," ungkapnya.
Lemasa juga menjalin kemitraan bersama lembaga atau
kerukunan lainnya. Hal itu dibuktikan
selama ini Lemasa selalu menjalin hubungan bersama aliansi masyarakat
Nusantara.
"Jangan sampai anak Amungme ditunggangi oleh
kepentingan-kepentingan di luar kepentingan masyarakat Amungme. Masyarakat
jangan terpecah-belah dengan mandat-mandat forum ataupun aliansi yang tidak jelas,"
tegasnya.
Penulis : Acik
Editor : Jimmy